Advertorial
Intisari-Online.com – Apa yang dilakukan oleh wanita bernama Nunzial Del Viscio dari kota Murchie Crescent di Edinburgh, sungguh mengerikan.
Wanita berusia 43 tahun itu telah merobek testis mantan pacarnya hingga keluar dari kantung kemaluannya.
Ia melakukan dengan menggunakan giginya sendiri.
Ia pun mendapat hukuman berdasarkan Perintah Pembatasan Kebebasan, pada Kamis (7/12).
(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Ia harus berada di rumahnya mulai pukul 10 siang hingga pukul 6 pagi selama 6 bulan.
Ia juga diperintahkan untuk membayar kompensasi sebesar 500 poundsterling atau Rp6,5 juta.
Dalam persidangan di Edinburgh Sheriff Court, Nunzia mengklaim bahwa dirinya bertindak sebagai pembelaan diri
Meskipun demikian, ia dinyatakan bersalah atas penyerangan terhada Marcello Palma (44 tahun).
Pria tersebut terluka parah di rumahnya di Lauriston Terrace di Edinburgh, Inggris.
Peristiwa itu sendiri terjadi pada 23 Mei 2016 lalu.
Dilaporkan vonis hukumannya sempat ditunda.
Dilansir dari The Sun, petugas kepolisian mendatangi kediaman Marcello bersama pelayanan ambulan.
(Baca juga: Demi Bertemu Tuhan, 400 Pria di India Nekat Memotong Testis)
Mereka datang setelah mendapat laporan dari korban di nomor 999.
Korban melaporkan bahwa sebuah testisnya telah dirobek oleh seorang perempuan.
Polisi menemukan Nunzial berada di luar flat dengan gigi dan mulut berlumuran darah, begitu laporan dari situs Daily Record.
Wanita tersebut mengalami luka pada kedua mata dan lecet-lecet pada wajahnya.
Ia mengatakan kepada polisi: “Dia memukulku dan aku menarik testisnya”.
Polisi menggambarkan Marcello menjadi ‘sangat kacau’.
Sementara kamar tidurnya berantakan dan ada genangan darah di lantai.
Sheriff Peter McCormack menerima laporan peristiwa yang melibatkan dua orang keturunan Italia itu.
(Baca juga: Kenapa Pria Harus Memeriksa Testis Setiap Bulan!)
Keduanya bekerja di restoran di kota Edinburgh dan mereka bertemu di sebuah klub malam usai bekerja.
Semuanya minum-minuman keras dan menjadi mabuk.
Sementara Nunzial pergi ke toilet untuk mengonsumsi beberapa obat.
Ketika klub malam tutup, Nunzial, Marcello, Massimo Torrice, dan Luisa Bragaglia naik taksi untuk ke flat Marcello.
Menurut Marcello, suasana pada saat itu menyenangkan.
“Kami bersenang-senang bersama. Kami kembali ke flat untuk menghabiskan malam bersama,” kata Marcello.
Ketika ditanya apa yang terjadi selanjutnya, pria itu menjawab: “Hubungan seksual”.
Ia dan Massimo berteman dan keduanya berasal dari Cassino, sementara ia dan Nunzial memiliki hubungan seksual.
Meskipun demikian, ketika tiba di flat, Massimo dan Luisa Bragaglia masuk ke sebuah kamar.
Sementara Massimo dan Nunzial masuk ke kamar lainnya.
Sekitar pukul 4 pagi, Nunzial masuk ke kamar Marcello dalam keadaan telanjang bulat.
Ia melompat ke ranjang dan bilang ingin melakukan ‘threesome’.
Marcello bilang “Tidak” dan Nunzial berteriak mengatakan teman kencannya ‘tidak oke’ di ranjang.
Kemudian Nunzial pergi ke kamar yang ia tempati bersama Massimo dan mulai ‘mengacau’.
Marcello pun meminta wanita itu untuk tenang dan keluar dari flatnya.
Ia mengambil pakaian Nunzial dan melemparkan ke arahnya.
Kemudian mereka saling menghina dan Nunzial menyerang Marcello dan menggigit testis kirinya.
“Aku meninjunya 2 atau 3 kali dan mencolok matanya dengan jariku untuk menjauhkan dirinya. Ia menarik kepalanya ke belakang dan testisku jadi keluar,” kata Marcello.
Ia langsung mengambil handuk untuk menghentikan darah yang keluar dan menelepon ambulan.
Kemudian ia dibawa ke Royal Infirmary dimana para dokter memasukkan kembali testisnya ke dalam kantung kemaluan dan mendapat 15 jahitan.
Pengacara Nunzial, Philip Templeton menunjukkan foto-foto yang memperlihatkan luka pada mata dan wajah kliennya.
Ia bertanya kepada Marcello apakah dirinya yang menyebabkan luka tersebut.
“Ya”, jawab Marcello, “Aku mencoba untuk menghentikan dirinya menggigit testisku.”
Sementara Massimo Torrice bercerita bahwa Marcello dan Nunzial saling berteriak ketika masuk ke kamar dan keduanya saling bergulingan di lantai.
Kemudia ia pergi ke kamar mandi, berpakaian, dan bermaksud pergi dari flat.
Saat itulah ia melihat Marcello dengan tangan memegang alat kelaminnya dan ada darah yang mengucur.
“Ia bilang ‘Tolong aku, tolong aku’, dan aku jawab aku tidak mau terlibat”, cerita Massimo.
Hal terakhir yang dilihatnya adalah Marcello berbaring di ranjang bersama Luisa yang memegang handuk untuk menghentikan darah yang keluar.
Dalam persidangan Luisa Bragaglia mengatakan bahwa ia melihat Marcello dengan sebuah handuk yang penuh darah, menutupi alat kelaminnya.
“Aku kira ia berkata ‘Lihat apa yang Nunzial lakukan padaku’. Kantung kelaminnya terbuka dan melihatnya sambil berkata ‘Buruk’,” cerita Luisa.
Nunzial bilang pada Sheriff McCormack ia mabuk minuman vodka malam itu dan mengonsumsi obat di toilet klub malam.
Pembelanya bertanya bagaimana ingatannya pada kejadian di malam itu dan ia menjawab: “Ada hal-hal yang tidak dapat aku ingat”.
Ia bilang, ia pergi ke toilet dan pergi ke kamar Marcello dan menemukan pacarnya bersama Luisa.
Pembelanya bertanya mengapa ia masuk ke kamar itu dan ia menjawab: “Itu kamar kami. Aku tidur di sana bersama Marcello”.
Nunzial bilang, ketika Marcello datang dan bilang padanya untuk pergi, ia pun mulai memaki dan menjerit.
“Aku ingin kabur dari tempat itu, tetapi Marcello mendorongku hingga jatuh ke lantai dan mulai memukuliku,” kata Nunzial.
Ia menambahkan, ketika pria itu mendatangi dirinya, ia menggigitnya.
Ia hanya mengingat hidungnya berdaran dan darah ada di mulutnya.
Dalam persidangan itu, pengacara Nunzial mengatakan bahwa kliennya kecil kemungkinan melakukan penyerangan kembali.
Di sisi lain, hidupnya produktif dan tercatat sebagai seorang karyawan yang baik.
Apa yang terjadi dalam kasus itu adalah karena ia dibawah pengaruh alkohol dan obat-obatan.
Mengomentari vonis Nunzial, Sheriff McCormack berkata pada Social Work Report bahwa Nunzial tidak ditahan.
Ia mengatakan, ‘kaget dengan penyerangan alami yang sangat serius tersebut’.
Meskipun demikian, ia menyebutkan bahwa Nunzial tidak memiliki riwayat ditahan sebelumnya.
Sedangkan kasus ini dilatarbelakangi karena ia mengonsumsi alkohol, kokain, dan campuran obat-obatan yang tidak diketahui saat di klub malam.
Nah, hukuman tahanan rumah untuk mencegahnya melakukan peristiwa sejenis pada malam hari.
Sementara untuk uang kompensasi, Sheriff McCormack mengatakan pada Nunzial bahwa ia diperintahkan memberi sejumlah besar uang kepada Marcello.
Namun, ia dengan tegas uang kompensasi 500 poundsterling itu dibayarkan dengan cara dicicil sebanyak 50 poundsterling setiap bulannya.
(Baca juga: Menurut Sejarawan, Selain Hanya Punya Satu Testis Hitler Juga Idap Masalah Mikropenis)