Advertorial

Ingin Selamatkan Kehidupan Laut? Berhenti Gunakan Glitter Sekarang Juga!

Mentari DP

Editor

Sebagai contoh, ketika potongan plastik ini dikumpulkan di perut burung, hal ini menyebabkan mereka meninggal karena kelaparan.
Sebagai contoh, ketika potongan plastik ini dikumpulkan di perut burung, hal ini menyebabkan mereka meninggal karena kelaparan.

Intisari-Online.com – Apakah Anda tahu glitter?

Glitter adalah bahan yang dapat berkilau dan sekarang digunakan pada berbagai hal seperti make-up, ornamen, cashing ponsel, sampai fashion.

Namun sayangnya, glitter membahayakan kehidupan laut.

Apa penyebabnya?

(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

(Baca juga:Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

Dilansir dari news.nationalgeographic.com, glitter terbuat dari lembaran plastik dan digunakan dalam beragam produk, termasuk kosmetik.

Saat dicuci habis, glitter menjadi subset dari sampah plastik laut yang dikenal sebagai microplastic.

Microplastic, yang berukuran kurang dari lima milimeter panjangnya, ditemukan di seluruh samuderah dunia, dari permukaan hingga dasar laut dalam.

Mereka dikonsumsi oleh plankton, ikan, kerang, burung laut, dan kehidupan laut lainnya.

Sebagai contoh, ketika potongan plastik ini dikumpulkan di perut burung, hal ini menyebabkan mereka meninggal karena kelaparan.

Melihat contoh itu, tentu para ilmuwan langsung khawatir terhadap ikan dan kehidupan laut lainnya.

Apalagi volume microplastic terbesar berasal dari dua sumber, yaitu sampah plastik yang dipecah menjadi potongan berukurang kecil dan manik-manik plastik buatan yang ditambahkan ke produk kosmetik atau perawatan muka lainnya.

Glitter.

“Untuk sementara, kami tidak tahu berapa jumlah pasti microplastic. Tapi kami memiliki partikel microplastic di sekitar sepertiga dari 500 ikan yang lami periksa di Selat Inggris,” ucap Richard Thompson, seorang ahli biologi kelautan di University of Plymouth di Inggris.

Walau hasil pasti mengenai apakah glitter menjadi salah satu penyebab kerusakan kehidupan laut belum ada. Tapi tidak ada salahnya kita berusaha untuk menyelamatkan lautan.

Hal inilah yang dilakukan oleh Trisia Farrelly, antropolog lingkungan di Massey University di Selandia Baru untuk berhenti menggunakan glitter dalam proyek seni untuk menyelamat samudera dan kehidupan laut.

(Baca juga:Untuk Lindungi Kehidupan Makhluk di Laut, Meksiko Ciptakan Samudera Seluas 150 Ribu Km Persegi)

Artikel Terkait