Advertorial

Yuri Andropov, Pemimpin KGB yang Gagal Menuklir AS Gara-gara Baling-baling Rusak

Moh Habib Asyhad

Penulis

Ia juga merupakan tokoh di balik ditembaknya pesawat komersil Korea Selatan Air High KAL-007 oleh pesawat tempur Soviet yang menewaskan 269 awak dan penumpangnya.
Ia juga merupakan tokoh di balik ditembaknya pesawat komersil Korea Selatan Air High KAL-007 oleh pesawat tempur Soviet yang menewaskan 269 awak dan penumpangnya.

Intisari-Online.com -Sebagai tokoh Uni Soviet (sekarang Rusia), Yuri Vladimirovich Andropov merupakan pakar politik, militer, dan intelijen jempolan.

Ia juga pernah disebut sebagai salah satu orang paling berbahaya di dunia.

Yuri Andropov berasal dari keluarga ningrat. Ayahnya, Vladimir Konstantinovich, adalah anggota bangsawan Cosak.

(baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

(baca juga:Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

Saat berusia 14 tahun, Yuri kehilangan orangtuanya dan harus bekerja untuk menyambung hidup.

Sembari bekerja, Yuri menempuh studi di Rybinsk Water Transport Technical College Rusia. Ia juga turut menjadi anggota organisasi politik Komsomol.

Yuri lalu bergabung dengan Partai Komunis dan pada 1939 menjabat Sekretaris Satu.

Saat Perang Dunia II meletus Andropov bergabung dengan pasukan gerilya dan bertempur melawan serbuan pasukan Nazi Jerman.

Setelah Perang Dunia II berakhir, karier politik Yuri terus menanjak dan menjabat sebagai Sekretaris Dua dari CC Partai Komunis Soviet.

Tahun 1951, Yuri yang menjabat Sekretaris Partai Komunis pindah ke Moskow.

Karier Yuri tak hanya di partai tapi juga sebagai pejabat negara.

Tahun 1954, Yuri menjadi duta besar untuk Hongaria yang saat itu sedang dilanda krisis politik.

Yuri yang ikut terancam akibat krisis politik itu lalu meminta bantuan militer Soviet untuk mengatasi kekacauan Hongaria … dan sukses.

Cara militer untuk menangani konflik itu kemudian menjadi pola yang diterapkan Soviet di kawasan Praha (1968), Kabul (1979), Warsawa (1981), dan Budapest (1956).

Selepas tugas sebagai duta besar untuk Hongaria, Yuri kembali ke Moskow untuk menduduki sejumlah jabatan penting di partai dan kemudian dipercaya untuk memimpin KGB.

Saat menjabat KGB, Yuri menginginkan Soviet menjadi satu-satunya negara adidaya dalam soal kepemilikan rudal nuklir.

Yuri dan rekannya, Suslov, merencanakan menyerang AS dengan rudal nuklir sambil memanfaatkan konflik AS-China.

KGB, Dinas Rahasia Rusia Sekaligus Kawah Candradimuka Vladimir Putin yang Lebih Kejam dari CIA)

Tapi rencana itu gagal karena baling-baling rudal meledak dan sekaligus menenggelamkan kapal selam yang membawanya.

Keinginan Yuri menggunakan rudal nuklir untuk menyerang AS itu jelas membuat dirinya menjadi orang paling berbahaya di dunia.

Pada era berikutnya, saat perlombaan senjata nuklir antara Soviet dan AS makin berkecamuk, Yuri tetap menjadi motor utama.

Ia juga merupakan tokoh di balik ditembaknya pesawat komersil Korea Selatan Air High KAL-007 oleh pesawat tempur Soviet yang menewaskan 269 awak dan penumpangnya.

Yuri Andropov meninggal pada 9 Februari 1984 dan dimakamkan di Moskow.

Artikel Terkait