Advertorial

Untuk Bertahan Hidup, Korban Polio Habiskan Sisa Hidup Mereka di Dalam Mesin Ventilator Usang Ini

Mentari DP

Editor

Hanya tersisa tiga orang di Amerika yang masih menggunakan mesin ini.
Hanya tersisa tiga orang di Amerika yang masih menggunakan mesin ini.

Intisari-Online.com – Sudah sejak lama penyakit polio menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang.

Oleh karena itu, tidak heran perjuangan penderita polio untuk bisa bertahan hidup sungguh bisa dijadikan panutan.

Sebenarnya ada beberapa cara perawatan yang bisa dilakukan penderita polio. Salah satunya menggunakan mesin iron lung.

Mesin iron lung adalah mesin ventilator berbentuk silinder yang memberi bantuan napas (membantu oksigen berjalan ke paru-paru).

(Baca juga:Kabar Bahagia! Menurut Bill Gates, Polio Dapat Diberantas pada Akhir Tahun Ini)

(Baca juga:Dokter Berhasil Mengobati Tumor Otak dengan Polio Virus)

Mesin iron lung sudah ada sejak tahun 1939.

Kebanyakan penderita polio hanya perlu menggunakan mesin selama satu sampai dua minggu sampai mereka bisa bernapas dengan sendirinya.

Namun bagi beberapa penderita polio dengan kerusakan permanen pada paru-paru mereka, mesin ini menjadi bagian terpenting dalam hidup mereka.

Hanya saja, semakin ke sini, semakin sedikit orang yang menggunakan mesin tersebut. Sehingga perusahaan yang memproduksi mesin ini semakin berkurang.

Pada tahun 2013, Post-Polio Health International, sebuah organisasi yang bekerja untuk membantu penderita polio, memperkirakan ada enam sampai delapan orang yang menggunakan mesin ini di Amerika Serikat.

Sekarang kemungkinan besar hanya tersisa tiga orang yang menggunakannya.

Mereka adalah Paul Alexander (70) dari Dallas, Martha Liliard (69) dari Oklahoma, dan Mona Randolph (81) dari Kansas City.

“Mereka adalah merupakan individu terakhir yang mungkin bergantung pada mesin usang ini,” kata Brian Tiburzi, presiden organisasi ini.

Paul terkena polio pada tahun 1952 saat usianya enam tahun. Sejak itulah dia menghabiskan setiap saat dengan mesiniron lungini.

“Mesin itu berada di tengah ruang tamu rumah kami,” cerita Paul dilansirindependent.co.uk.

“Ketika saya berada di dalam mesin, saya menjawab telepon dan mengetik menggunakan tongkat plastik yang menempel di mulut saya.”

(Baca juga:Lumpuh Akibat Polio Sejak Usia 4 Tahun, Irma Suryati Sukses jadi Pengusaha Keset)

Paul Alexander.

Walau kondisinya sangat memprihatinkan, Paul berhasil masuk sekolah hukum dan bekerja sebagai pengacara.

“Ketika saya pindah ke Univesity of Texas, pihak kampus merasa ngeri membayangkan saya membawa mesin itu ke kampus. Tapi nyatanya saya membawanya ke asrama saya.”

Sementara Liliard terinfeksi polio saat berusia lima tahun. Sekarang, dia menghabiskan setengah hari di dalam mesin.

Berbeda dengan Paul dan Liliard yang terinfeksi pada usia masih sangat muda. Randolph terinfeksi saat berusia 20 tahun.

Artikel Terkait