Advertorial

Benarkah Tujuan Akhir dari Sebuah Perbedaan Itu adalah Perpecahan?

Ade Sulaeman

Editor

Dunia ini sudah memiliki perbedaan sejak awal mulanya, namun sayangnya manusia menjadikan perbedaan itu untuk mengkotak-kotakkan orang lain.
Dunia ini sudah memiliki perbedaan sejak awal mulanya, namun sayangnya manusia menjadikan perbedaan itu untuk mengkotak-kotakkan orang lain.

Intisari-Online.com - Kita, hidup dalam dunia yang penuh dengan perbedaan, itulah faktanya.

Namun sayang, terkadang banyak orang yang belum memahami kenyataan ini.

Akibatnya sering kali kita mengkotak-kotakkan orang lain berdasarkan suku, budaya, kekayaan,agama, ras, warna mata, warna kulit, bentuk tubuh, pendidikan, latar belakang keluarga, keyakinan, dsb.

Pengkotak-kotakan ini melahirkan stigma, stereotip, tuduhan, bahkan penghinaan.

(Baca juga: Inilah Perbedaan Orang Religius Dan Nonreligius Berdasar Status Facebooknya)

Akhirnya sering sekali kesalahpahaman dan konflik muncul gara-gara salah kaprah memahami perbedaan.

Apakah tujuan akhir dari sebuah perbedaan adalah perpecahan? Tentu tidak.

Faktanya, perbedaan itu menunjukkan kepada kita betapa limpahnya anugerah dalam dunia ini yang diberikan oleh Sang Pencipta.

Toleransi penting, namun penghargaan terhadap perbedaan lebih penting lagi.

Dilansir dari Psychologytoday.com, untuk dapat menghargai perbedaan, kita mesti belajar memahami terlebih dulu apa itu makna perbedaan. Bagaimana caranya?

Pertama, betul-betul sadarilah bahwa ada perbedaan di dunia ini.

Sah-sah saja jika kita memiliki keyakinan, prinsip, ide, agama, kebudayaan, dll. yang berbeda dengan orang lain.

Kedua, milikilah pengetahuan mengenai perbedaan itu. Jika kita memiliki keyakinan dan pandangan yang berbeda dengan orang lain, yakin dan teguhlah akan prinsip kita.

(Baca juga: Tak Perlu Jadi Sempurna untuk Membuat Perbedaan Positif, Cukup dengan Apa yang Kita Miliki)

Namun bukan berarti menutup mata terhadap perbedaan. Terbukalah untuk mengetahui apa yang membuat mereka berbeda dengan kita.

Dengan pengetahuan itu kita tidak akan dipengaruhi oleh stigma atau apa kata orang atau stereotip dari kelompok kita.

Pelajari kebudayaan yang unik, perbedaan warna kulit, perbedaan suku kebudayaan, perbedaan keyakinan, dsb.

Dengan begitu kita dapat berpandangan lebih luas terhadap perbedaan.

Kadang-kadang karena berbagai faktor, kita khawatir untuk menerima perbedaan dengan leluasa.

Tenang, jangan menyerah dulu. Untuk memahami perbedaan memang butuh niat dan waktu.

Namun ada satu pelajaran berharga yang bisa menolong kita untuk menghargai perbedaan. Nama pelajaran itu adalah belas kasih.

Di saat kita sulit untuk memahami perbedaan yang ada, bukalah hati kita dengan welas asih dan empati.

(Baca juga: Baru Pertama Kali Pesan Kamar Hotel? Ini Perbedaan Double Bed dan Twin Bed, Jangan Sampai Bingung!)

Izinkan belas kasih dan kemurahan hati lebih besar ketimbang prasangka, persepsi, dan stereotip kita terhadap orang yang berbeda dengan kita.

Mari memandang orang lain, kelompok lain, warga negara lain, atau siapapun itu sebagai bagian dari indahnya perbedaan yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Mahaesa.

Selamat menghargai perbedaan!

Artikel Terkait