Advertorial

Jangan Setiap Hari, Inilah Dosis Yang Tepat Untuk Kita Ngopi

Tjahjo Widyasmoro

Penulis

Ngopi tiap hari tidaklah baik. Berapa dosis yang tepat?
Ngopi tiap hari tidaklah baik. Berapa dosis yang tepat?

Intisari-Online.com - Bagi para pecinta kopi sejati, rasanya kurang nikmat melewati hari tanpa menikmati secangkir kopi.

Bahkan bukan hanya secangkir, terkadang malah banyak orang yang minum sampai beberapa cangkir dalam satu hari.

Akibatnya, ketika seharian tidak sempat minum secangkir kopi, maka akan terasa lemas, pusing, dan sulit bekerja.

Padahal sesungguhnya kopi bukanlah minuman harian seperti minuman lain, seperti air putih.

(Baca juga: Ketika Menteri Susi Asyik Ngopi dengan Tukang Batu di Natuna: ‘Na Kono Oleh Piro Sak Dino?’)

Mengonsumsi secangkir kopi tetap ada batasnya, karena sejatinya kopi mengandung kafein yang bisa berdampak bagi tubuh.

Menurut dr. Annisa Maloveny Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam dari RS. Persada Medika Jati Rahayu, jumlah yang tepat untuk mengonsumsi kopi adalah memperhitungkan kadar kafeinnya.

Berdasarkan penelitian, manusia dewasa hanya boleh mengonsumsi 300-400 mg kafein per hari.

“Sedangkan secangkir kopi dengan ukuran 200-250 cc, biasanya mengandung 100 mg kafein,” tutur dr. Annisa dalam acara temu media yang diadakan Halodoc, di Jakarta (9/11).

Jadi kalau kita menggunakan cangkir dengan ukuran 200 cc, maksimal adalah dua sampai tiga cangkir.

Jangan lupa, tambah dr. Annisa, kafein juga bisa berasal dari sumber lain seperti misalnya minuman ringan, teh, atau minuman berenergi.

Minum kopi sebenarnya punya dua efek, yakni baik dan buruk.

Efek baiknya, tubuh akan terasa segar karena zat stimulan, meningkatkan daya kerja otak, tidak mengantuk, sistem saraf pusat juga cepat bekerja, bahkan pada atlet bisa meningkatkan ketahanan fisik.

(Baca juga: Yuk, Ngopi di Bitty & Beau’s Coffee, Kedai Kopi yang Pelayannya Adalah Penyandang Disabilitas)

Sedangkan efek buruknya, kalau berlebihan bisa menyebabkan sulit tidur, naiknya tekanan darah dan peningkatan denyut jantung.

“Kopi juga dapat menyebabkan sering buang air kecil. Maka hati-hati dehidrasi,” tutur dokter yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta ini.

Hal lain yang jarang diketahui masyarakat adalah kita tidak perlu setiap hari ngopi.

Dalam seminggu, menurut dr. Annisa, cukup dua atau tiga kali saja.

Perlu diwaspadai juga jika kita selalu ngopi setiap hari untuk jangka waktu lama.

Batas maksimalnya adalah sekitar dua minggu saja.

“Memang tidak akan ada ketergantungan, seperti narkoba. Tapi ada efek toleransi,” jelas dr. Anissa.

Efek toleransi ini terkesan seperti ketergantungan, yakni kalau tidak minum kopi ada perasaan tidak enak, pusing, atau sulit berkonsentrasi.

(Baca juga: Ingin Ngopi Serasa di Rumah? Tempat Ini Patut Dicoba)

“Walau efeknya tidak sedahsyat narkoba, tapi tetap saja tidak baik,” kata dr. Anissa mengingatkan.

Efek lain yang perlu diwaspadai para pecinta kopi adalah soal asam lambung.

Selama ini kopi memang diketahui dapat meningkatkan produksi asam lambung, sehingga mengakibatkan munculnya keluhan mag.

Guna mengantisipasi keluhan ini, dr. Anissa mengingatkan sebaiknya minum kopi 1-2 jam setelah makan.

Berdasarkan data di Halodoc, naiknya asam lambung juga termasuk keluhan yang banyak disampaikan para pasien.

“Jika memang ada yang merasa tidak beres dengan asam lambung, di aplikasi ini ada dokter yang siap melayani konsultasi 24 jam,” tutur Felicia Kawilarang, VP Marketing Communications Halodoc.