Advertorial

Setelah Panama Papers Kini Ada Paradise Papers, Anak-anak Soeharto Disebut-sebut di Dalamnya

Moh Habib Asyhad

Editor

Dalam dokumen tersebut, Tommy Soeharto tercatat pernah menjadi direktur dan bos dewan Asia Market Investment, perusahaan yang terdaftar di Bermuda pada 1997 dan ditutup tahun 2000.
Dalam dokumen tersebut, Tommy Soeharto tercatat pernah menjadi direktur dan bos dewan Asia Market Investment, perusahaan yang terdaftar di Bermuda pada 1997 dan ditutup tahun 2000.

Intisari-Online.com -Kasus serupa Panama Papers muncul kembali. Kali ini bertajuk Paradise Papers, dan disebutkan ada beberapa orang Indonesia tercantum di dalamnya.

Dilansir dari Antaranwes, Paradise Papers alias Dokumen Surga mengacu pada bocoran 13,4 dokumen.

Sebagian besar, sekitar 6,8 juta dokumen, berkaitan dengan biro hukum dan perusahaan penyedia layanan yang beroperasi bersama di 10 wilayah hukum dengan nama Appleby.

Dokumen tersebut merinci 19 perusahaan terdaftar yang dikelola oleh pemerintah di yuridiksi rahasia di Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahama, Barbados, Bermuda, Kepulauan Cayman, Kepualauan Cook, Dominika, Grenada, Labuan, Lebanon, Malta, Kepulauan Marshall, St Kitts dan Nevis, St Lucia, St Vincent, Samoa, Trinidad dan Tobago, dan Vanuata.

(Baca juga:Selain Panama Papers, Inilah 15 Fakta Menarik dari Panama yang Menjadi Negara Paling Bahagia di Dunia 2014)

(Baca juga:Lewat Komik Celengan Babi Ini, Kasus 'Panama Papers' akan Mudah Dimengerti Bahkan oleh Anak-anak)

Dokumen ini mencakup kurun waktu antara 1950 – 2016.

Selain perusahaan, dokumen ini juga menyebut beberapa nama, termasuk nama-nama orang Indonesia. Kabarnya, nama-nama orang kaya seperti Tommy, Mamiek, dan Prabowo, tercantum dalam dokumen ini.

Paradise Papers ini terkuak awalnya muncul di surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung. Setelah it, kasusnya dikembangkan oleh Konsorsium Jurnalis Investigatif.

“Laporan yang dikeluarkan pada Minggu (5/11) ini baru sebagian kecil dari laporan yang akan dikeluarkan dalam satu minggu serta akan mengungkap skandal pajak dan keuangan sebagian dari ratusan orang dan perusahaan yang namanya disebut dalam data,” demikian diberitakan oleh BBC.com pada Senin.

Seperti disebut di atas, dalam dokumen tersebut, nama Tommy Soeharto tercatat pernah menjadi direktur dan bos dewan Asia Market Investment, perusahaan yang terdaftar di Bermuda pada 1997 dan ditutup tahun 2000.

Konsorsium Jurnalis Investigatif juga melihat ada kesamaan alamat dengan perusahaan lain yang dimiliki Tommy, Asia Market dan V Power, di mana dua perusahaan itu terdaftar di Bahama.

Tommy turut membuka perusahaan patungan dengan rekannya dari Australia dengan kegiatannya berupa iklan jalan di Negara Bagian Victoria di Australia, Filipina, Malaysia, Myanmar, dan China.

Perusahaan itu ditutup di Bermuda pada 2003 dan berdasarkan data dari firma hukum di Bermuda, Appleby, perusahaan tersebut disebut sebagai pengemplang pajak.

Sementara itu, Mamiek Soeharto dikatakan sebagai Wakil Presiden Golden Spike Pasiriaman Ltd sekaligus pimpinan Golden Spike South Sumatera Ltd dengan rekannya Maher Algadri.

Maher merupakan salah satu konglomerat terbesar di Indonesia zaman kepemimpinan Soeharto, menurut laporan Forbes.

Tak hanya dua anak, mantan menanto Soeharto, Prabowo Subianto juga disebut-sebut.

Ketua Umum Partai Gerindra itu disebut pernah menjabat Direktur dan Wakil Pimpinan Nusantara Energy Resources yang kantornya berada di Bermuda.

Perusahaan ini terdaftar pada 2001, kemudian ditutup pada 2004 dan menyandang status sebagai perusahaan penunggak utang.

Prabowo juga disebut memiliki sebagian perusahaan Nusantara Energy Resources di Singapura yang merupakan bagian dari Nusantara Group.

Salah satu media asal Indonesia yang tergabung dalam Konsorsium Jurnalis Investigatif yang menyelidiki Dokumen Surga, Tempo, diberitakan BBC.com sudah mengonfirmasi hal ini kepada Tommy, Mamiek, hingga Prabowo.

Namun, belum ada penjelasan menyeluruh dari ketiga pihak yang disebut.