Advertorial
Intisari-Online.com – Pada bulan Juni 2017 lalu, seorang pria berusia 22 tahun bernama Zhou Hai dilaporkan mengalami konstipasi (sembelit) selama beberapa bulan.
Namun Zhou baru mencari bantuan medis saat perutnya bertambah sakit dan sulit bernapas. Dia pun harus menjalani operasi ekstensif.
Selama operasi, para ahli bedah berhasil mengeluarkan 12 kg kotoran dan sebagian besar ususnya.
Ternyata, pasien menderita kelainan langka yang dikenal dengan penyakit Hirschsprung, suatu kondisi yang mempengaruhi usus besar dan menyebabkan masalah terkair dengan proses pembuangan kotoran.
(Baca juga:Marnie Harvey, Gadis yang Menderita Penyakit Misterius selalu Mengeluarkan Darah dari Mata dan Telinga)
Apa itu penyakit Hirschsprung?
Dilaporkan hanya sekitar 1 dari 5.000 orang yang terlahir dengan kondisi ini. Kebanyakan orang didiagnosis tidak lama setelah lahir.
Tapi ada beberapa kasus di mana orang belum didiagnosis sampai dia memasuki usia dewasa mereka.
Penyakit Hirschsprung berasal dari Eropa pada tahun 1691. Seorang ahli anatomi Belanda, Fredericus Ruysch, menggambarkan seorang gadis muda menderita sakit perur dan usus besarnya membesar.
Setelah itu, banyak kasus lain terjadi pada anak-anak dengan gejala serupa.
Tapi baru pada tahun 1888, Harald Hirschsprung mempresentasikan karyanya pada dua bayi, yang telah meninggal, dan memberi nama penyakitnya.
Karya Hirschsprung membuka jalan bagi orang lain untuk menggambarkan kasus serupa. Namun butuh waktu hingga pertengahan 19000-an sebelum penyebab penyakit menjadi lebih jelas.
Tahun 1948, dua dokter Amerika menemukan adanya sel saraf di usus besar anak-anak dengan kondisi tersebut.
Ada kemungkinan, penyakit ini disebabkan oleh mutasi genetik.
(Baca juga:Hewan Aneh ini Bentuknya Seperti Kaos Kaki dan Makan serta Mengeluarkan Kotoran dari Lubang yang Sama)
Mengapa bisa terjadi?
Saat kita mengkonsumsi makanan, kita mengendalikan makanan masuk ke dalam mulut dan mengendalikan makanan (dalam bentuk kotoran) ke luar dari tubuh.
Tapi kita tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi di antaranya. Hal ini saat bergantung pada tindakan otot di usus yang berada di bawah kontrol tak sadar (otonom) dari sistem saraf.
Di dalam usus ini terbentuk jaringan sel saraf yang disebut enteric nervous system (ENS). Sistem ini bertanggung jawab memindahkan makanan di sepanjang usus, membantu memecah makanan, dan akhirnya memadatkannya agar berbentuk kotoran.
Namun di penyakit Hirschsprung, sel saraf gagal memindahkan makanan selama di usus selama perkembangan dan hubungannya terganggu.
Konsekuensinya adalah lapisan otot yang melapisi usus tidak lagi berada di bawah kontrol otonom penuh dan usus tidak bisa menggerakkan kotoran.
Jadinya, kotoran terakumulasi dan menyebabkan pembengkakan usus.