Akhirnya, dengan alat seadanya bersama masyarakat sekitar, kata AKBP Raymond M Masengi, anggotanya membantu untuk menyelamatkan para karyawan yang terjebak di dalam pabrik petasan yang tengah dilanda kebakaran.
"Dengan alasan kemunusiaan tanpa mengindahkan risiko yang ada, anggota berusaha menjebol tembok. Karena posisinya sudah cukup sulit. Saat itu juga asap sudah sangat banyak dan di setiap tempat sudah muncul api," kenangnya.
(Baca juga: BREAKING NEWS: Gudang Mercon Di Tangerang Meledak 23 Orang Tewas Mengenaskan Di Dalam Pabrik)
(Baca juga: Pemadam Kebakaran di California Utara: Saya Hanya Sempat Melihat Kasur Dua Kali Selama Seminggu)
Tembok sebelah kiri dari pabrik petasan dan kembang api harus dijebol, agar bisa selekas mungkin menjadi pintu keluar menyelamatkan para karyawan yang terkepung api.
"Anggota dengan masyarakat coba menjebol, merontokkan sisi sebelah kiri. Dibuat lubang agar karyawan di dalam bisa keluar," tuturnya.
Di sisi lain, bersama masyarakat juga menaikan tangga ke arah tembok agar karyawan bisa keluar menyelamatkan diri dari kebakaran.
"Pintu sebenarnya ada di depan. Tapi posisinya terkunci. Dan perlu diketahui saat itu di depan asapnya sudah luar biasa," ucapnya.
"Sehingga karyawan sudah tidak memungkinkan keluar dari depan dan banyak terfokus di sebelah kanannya. Disitulah kita berusaha membantu untuk mengeluarkannya," jelas perwira menengah Polri ini.
Lebih lanjut ia mengisahkan, ketika api kian membesar, semakin sulit bagi personel Brimob dan warga untuk bertahan mendekat di sisi tembok pabrik tersebut.
"Karena berisiko juga buat kita, juga karena muncul ledakan disana-sini. Ditambah ledakan yang cukup besar di sisi depan. Sehingga posisi saat itu kami sudah tidak bisa mendekat lagi," tuturnya.
Ia menjelaskan, 200 personel Brimob diperintahkan oleh Sat Brimob Kalbar untuk BKO di Polda Metro Jaya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR