Sekonyong-konyong dilihatnya pesawat B-26 Invader AUREV yang sedang melaju ke arah konvoi kapal ALRI di bawahnya.
Menyadari hadirnya pesawat asing semua kapal ALRI segera mengumandangkan peran tempur udara sambil menyiapkan senapan dan meriam antiserangan udara.
P-51 Dewanto segera dipacu terbang mengejar dan beruntung bisa menempatkan diri persis berada di belakang B-26 tersebut.
Walaupun sempat ragu karena posisi musuh tepat antara kapal dan P-51, dan menyadari bahwa kapal-kapal perang ALRI mulai melepaskan tembakan, Kapten Dewanto juga langsung menembak dengan roketnya.
(Baca juga: Korut Kembali Ancam Menyerang, Donald Trump pun Diperingatkan CIA untuk ‘Jaga Mulut’)
Sebagai senjata luncur tanpa pemandu roket yang cocok untuk sasaran diam itu ternyata sulit menghantam sasaran bergerak.
Oleh karena itu semua roket yang ditembakkan Kapten Dewanto meleset.
Gagalnya gempuran roket kemudian disusul tembakan gencar senapan mesin 12,7 mm P-51 dalam jarak tembak efektif.
Pada saat bersamaan, kapal kapal perang ALRI juga terus melepaskan tembakan antiserangan udara.
Salah satunya, adalah KRI Sawega yang segera menembakkan senapan mesin mitraliur kaliber 12,7 mm dan senapan mesin water mantle kaliber 7,62 mm secara serempak.
Pesawat B-26 yang diterbangkan Allen Pope dan sedang menfokuskan sasarannya terhadap kapal-kapal perang ALRI apad awalnya rupanya tidak menyadari serangan gencar yang dilaksanakan P-51.
Akibat hantaman peluru senapan mesin P-51, B-26 tampak terguncang dan kemudian terbakar.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR