Untuk melakukan kontak dengan CIA, Brigade Merah memiliki semacam kantor perwakilan, Hyperion Language School yang berada di Paris, Perancis.
Para pengurus Hyperion Language antara lain Corrado Simioni, Duccio Berio, dan Moretti. Simioni selama ini dikenal sebagai pekerja di Radio Free Europe, dan dua rekan lainnya juga aktivis kelompok rahasia sayap kiri yang bergerak di Italia.
Aksi teror Brigade Merah yang mengguncang Italia adalah penculikan terhadap mantan Perdana Menteri Aldo Moro dan kemudian membunuhnya (1978).
Moro yang pernah dua kali menjabat sebagai PM Italia (1963-1968/1973-1976) menjadi sasaran Brigade Merah karena kekuasaannya didukung oleh Partai Komunis Italia.
Kaitan CIA atau AS dalam kasus pembunuhan Moro oleh Brigade Merah sangat jelas. Ketika berkunjung ke AS pada tahun 1974, Moro sudah diperingatkan oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu Henry Kissinger agar melepaskan hubungannya dengan Partai Komunis atau jiwanya akan terancam.
Tak lama kemudian terjadi aksi penculikan Moro oleh Brigade Merah. Penyelidikan yang kemudian di lakukan oleh steven Pieczenic juga menemukan bukti bahwa jiwa Moro sengaja dikorbankan demi stabilitas politik di Italia.
Surat-surat pribadi Moro yang ditulis selama disekap juga mengungkapkan bahwa dirinya telah diculik oleh Brigade Merah yang dikendalikan agen-agen Barat yang merupakan “gerilyawan” NATO.
Teror berupa pengeboman ternyata terus berlangsung di Italia khususnya yang berlangsung di pusat kota Bologna pada 2 Agustus 1980.
Aksi teror di Bologna berupa peledakan stasiun kereta api yang berlangsung pada jam sibuk dan saat peron stasiun sedang dipadati oleh calon penumpang.
Bom yang ditaruh di dalam koper yerbuat dari bahan peledak high explosive seperti TNT (Trinitrotoluene), T4 (Cyclotrimethylenetrinitramine) dan Composition B.
Akibat aksi pengeboman itu sebanyak 85 orang tewas dan 200 lainnya luka-luka.
Dari bahan peledak yang digunakan teroris polisi Italia bisa mengidentifikasi bahwa di balik serangan kejam itu NATO dan CIA ternyata berada di belakangnya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR