Advertorial

Perempuan-perempuan Ini Rela Mengorbankan Seks Demi Tubuh Sempurna

Moh Habib Asyhad

Editor

Intisari-Online.com --Perempuan yang terlalu fit bisa mengangkat beban tanpa berkeringat. Tapi di sisi lain, ia tampak kepayakan di kamar tidur.

Penelitian terbaru menunjukkan, terlalu banyak olahraga disebut bisa membunuh gairah seks. University of North Carolina belum lama ini mempelajari kebiasaan olahraga dan tingkat libido seseorang.

Mereka menemukan, orang yang berlatih terlalu banyak dengan intensitas tinggi hampir kehilangan dorongan seks secara instan.

(Baca juga:Wahai Istri, 5 Titik Ini Bisa Membangkitkan Gairah Seksual Suami Anda Lho!)

Kelelahan yang sangat akibat latihan bisa mengakibatkan kelenjar pituitary berfungsi tidak maksimal, artinya kadar testoteron dan estrogen merendah.

Para perempuan juga membutuhkan tingkat lemak tubuh tertentu agar sistem reproduksi dapat bekerja secara efektif.

Terlalu banyak olahraga dan terlalu sedikit lemak tubuh bisa menyebabkan loyo dan mematikan gairah.

Di bawah ini, empat perempuan penggila kebugaran mengungkapkan bagaimana berolahraga di gym dan menikmati latihan keras telah mempengaruhi kehidupan asmara mereka.

“Libidoku lenyap”

Nikki Harvey khawatir bahwa “sonder dorongan seks”-nya akan membuat kekasihnya, Jordan Burgess, kabur darinya. Jordan adalah pelatih pribadinya sendiri.

Nikki, dari Wolverhampton, 125 mil barat-laut London, dulunya seorang perokok berat yang kelebihan berat badan dan malas berolahraga. Tapi semua berubah dalam tiga tahun ini.

Ia bilang:

“Pada musim gugur 2014, ukuranku 16, minum, merokok, gemar makan makanan sampah, dan sangat menderita.

Suatu malam aku bertemu Jordan dan kami menjadi dekat.

Ia pemain rugby dan ia memelukku saat aku menangis karena tidak bisa masuk dalam pakaian ukuran 14.

Ia bilang, ada orang yang bisa mengubah hidup mereka dan itu mengilhamiku untuk menjadi sehat dan berolahraga dan bodybuilding.

Aku daftar untuk program instensif selama 14 minggu, mendorongku lebih keras dari yang pernah aku bayangkan. Aku menikmati tiap detiknya.

Gram per gram kelebihan berat badan rontok—dan ini lebih baik dari diet-diet sembarangan.

Aku sekarang berlatih tiap pagi pukul 05.30, selama dua jam, lalu melakukan kardio satu jam tiap malam.

(Tapi) itu benar-benar berdampak pada hubunganku. Aku belum berkencan dengan Jordan sejak Januari lalu dan libidoku telah lenyap.

Saat ini aku tidak punya dorongan seks sehingga Jordan dan aku belum bercinta selama dua bulan. Jordan membencinya tapi ia tahu itu bukan karena aku tidak mencintainya. Aku begitu mencintai latihanku dan sejak dua bulan lalu aku berhenti dari kerja untuk fokus pada ini.

Pada April aku berada di urutan kedua di UK Bodybuilding and Fitness Federation National Finals dan lolos kualifikasi untuk tiga besar kejuaran nasional.

Libidoku memang hilang tapi aku terlihat lebih baik dan sekarang jauh lebih sehat.

Aku berharap Jordan tetap menemaniku (meski) tanpa seks.”

“Aku tidak butuh hubungan”

Pecandu kebugaran Gabriella Prior (22) dari Bournemouth, sekitar 100 mil barat daya London, lebih suka berada dalam kondisi fit daripada punya kehidupan seks yang indah.

Ia belum berhubungan seks lebih dari 18 bulan. Ia bilang:

“Pada awal 2016, aku hampir tidak pernah berolahraga. Aku pergi minum, menikmati akhir pekan dengan bermalas-malasan, punya pacar dan kehidupan seks yang hebat. Aku tidak depresi tapi merasa tidak punya hobi.

Suatu pagi, aku memutuskan bergabung dengan klub gym tinju House of Pain. Aku gugup tapi ketika melakukannya, aku penuh energi sehingga tidak sabar untuk melakukannya lagi.

Berolahraga sekarang seperti obat bagiku. Dalam beberapa minggu aku berlatih dua kali sehari selama dua jam tiap sesi, lima atau enam hari seminggu. Aku masih melakukannya sekarang.

Latihan itu 100 persen berupa angkat berat, duel, dan kardio. Tinju adalah olahraga yang tidak bisa kau lakukan dengan setengah-setengah.

Aku hampir tidak bisa mengikat tapi sepatu sendiri setelah berlatih, lebih-lebih memikirkan seks. Dulu aku punya beberapa pacar, tapi mereka sudah kabur.

Sekarang aku tidak punya waktu untuk bertemu laki-laki. Aku sadar bahwa aku tidak butuh hubungan atau seks untuk bahagia.

Aku menghargai kemandirian dan kebugaran lebih dari yang kubayangkan. Kehidupan seksku sekarang adalah ingatan tentang masa lampau.

Aku berharap bisa mendapatkannya lagi, bisa mengurangi intensitas latihan dan kemudian mendapatkan libidoku lagi. Tapi untuk saat ini aku belum memikirkannya.

Sebenarnya aku pernah menjalin beberapa kali hubungan dengan pria, tapi tapi lama. Mereka mencampakkanku karena mereka mengganggap aku membosanka, karena aku tidak ingin berhubungan seks sepanjang waktu.

Aku telah dinobatkan sebagai Miss Fitness Inspiration di Britania Raya, yang artinya lebih berharga dari hubungan seks.”

“Adalah fisikku yang pertama menarik perhatian orang lain”

Dorongan seks yang rendah membuat hubungan Milly Mahoney (25) dengan pasangannya Manny Tankov (26) berantakan. Tankov adalah seorang pekerja reparasi AC.

Mahoney, dari Wood Green, London Utara, bilang:

“Aku ingat melihat perut temanku yang rata saat sedang berlibur tiga tahun yang lalu. Aku pikir, aku menginginkan itu. Aku telah melakukan sedikit latihan sebelumnya, tapi harus lebih keras lagi. Jadi, aku bergabung dengan gym.

Lima atau enam hari seminggu aku sekeras apa yang aku bisa, selama dua jam. Hingga benar-benar lelah. Ketika Manny mendatangiku, seks adalah hal terakhir yang aku pikir saat benar-benar lelah.

Aku mendorong tangannya. Ia tampak frustrasi dan butuh waktu beberapa menit untuk menenangkan diri.

Sebelum terbiasa latihan, aku akan melakukan hubungan seks setidaknya lima hari dalam seminggu, dan sekarang rasanya aneh.

Aku benar-benar terobsesi dengan diet, menimbang tiap gram protein atau karbohidrat terakhir—yang artinya kami tidak akan makan malam bersama atau kencan di restoran.

Aku telah bersama Manny selama 18 bulan dan betapa ia paham bahwa aku amat menyukai olahraga—fisikku yang pertama kali menarik buatnya.

Aku berlatih untuk lomba bikini dan kami tidak berhubungan seks selama dua bulan.

Aku rasa ini seperti berhenti minum selama sebulan—Anda sadar betapi Anda merasakan hal yang jauh lebih baik, lalu ketika datang akhir bulan, Anda bertanya, apakah Anda benar-benar ingin minum lagi.

Aku merasa fantastik dan terlihat hebat. Tidak ada sejumlah seks pun yang bisa mengalahkannya.”

“Seks bisa menunggu, kok”

Stacey Boyce berlatih keras sehingga ia seringkali bahkan tidak bisa mengumpulkan tenaga untuk berpelukan dengan suaminya.

Ia biasa pergi ke gym pukul 05.00 pagi dan pulang sangat larut malam, dan itu artinya tidak punya waktu untuk berhubungan seks.

Kepada New York Post ia bilang:

“Aku telah berlatih sangat keras di gym sejak 2014.

Sementara aku menyukainya dan tidak mengubah apa pun, itu akan semakin menyulitkan.

Aku berada di gym hampir setiap hari dalam seminggu dan dietku sangat terkontrol. Itu membuatku sangat kecanduan.

Aku sudah bersama suamiku, Mark, selama enam tahun dan untungnya ia bekerja di industri kebugaran.

Ia mengeri caraku, sampai batas tertentu, tapi ketegangan dalam hubungan kami tetap saja begitu besar.

Sebelumnya ini, hubungan kami begitu berbeda. kami akan berhubungan seks setidaknya tiga kali seminggu.

Sekarang, terkadang kami tidak berbicara berhari-hari—dan berhubungan seks bahkan sebulan sekali adalah sebuah paksaan.”

Libidoku tidak ada. Aku tahu aku menuntut banyak dari tubuhku dengan mengangkat beban besar dan terkadang aku bahkan tidak bisa berpelukan.

Setiap otot di tubuhku sakit, membuat seks benar-benar tidak masuk akal (untuk dilakukan).

[…]

Aku tahu ini sangat egois, tapi begitulah, aku menjadi juara pada ajang British UK Ultimate Physiques Bikini Champion pada 2015 lalu.

Tentu saja, seks itu alamiah dan menyenangkan. Tapi jika Anda berada dalam hubungan cinta dan pemahaman, seks bisa menunggu, kok…”

Begitulah cerita empat orang wanita yang gairah seksnya “tiarap”. Meski begitu, mereka masih berharap bisa membangunkannya kembali.

Artikel Terkait