Secara politis, upaya peningkatan SDM dan pengadaan alutsista juga sangat penting demi meningkatkan bargaining power Indonesia di luar negeri.
Dalam pembelian alat peralatan pertahanan (alpalhankam) pemerintah juga bisa lebih banyak menawarkan offset, karena didukung oleh kesiapan SDM dan juga peningkatan kemampuan teknologi industri pertahanannya.
Berkat kualitas SDM yang bisa dijadikan jaminan dan kesiapan teknologi industri pertahanan untuk mengerjakan offset, pada akhirnya dapat tercipta Indonesia yang mandiri alutsista dan berdaulat secara ekonomi dan memiliki ketahanan nasional baik di dalam dan maupun luar negeri.
Pengeloaan SDM Industri Pertahanan
Kemampuan SDM menjadi faktor yang paling penting dalam proses percepatan kemandirian teknologi industri pertahanan karena untuk faktor biaya bisa diatasi oleh good will pemerintah.
Sementara untuk kerja sama antarindustri pertahanan bisa dikelola melalui regulasi yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (Peraturan Menteri Pertahanan).
Sedangkan khusus untuk pengelolaan SDM, terutama dalam peningkatan kemampuan selain menjadi tanggung jawab pemerintah juga industri-industri pertahanan.
Upaya meningkatkan kemampuan SDM yang berkiprah di industri-industri pertahanan mutlak diperlukan mengingat dalam pengadaan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) khususnya yang dibeli dari luar negeri, Indonesia wajib melakukan alih teknologi.
Proses alih teknologi jelas merupakan langkah yang tidak mudah karena sangat tergantung kepada kesiapan SDM industri pertahanan yang mumpuni dan profesional.
Sebagai contoh untuk menerapkan semua kebijakan offset seperti yang diperoleh melalui kerja sama produksi KFX, medium tank, propelan, kapal selam, dan lainnya, industri pertahanan Indonesia terbentur kepada kemampuan SDM yang terbatas.
Apalagi saat ini pemerintah sedang gencar melaksanakan program percepatan kemandirian alutsista melalui Tujuh Program Nasional yang mencakup : Program pengembangan Jet Tempur KF X/IF X, program pembangunan kapal selam, program pengembangan radar nasional, program pengembangan industri propelan, program pengembangan tank sedang (medium tank) dan tank berat (main battle tank), program pengembangan rudal, serta program pengembangan roket pertahanan.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR