Awalnya, Margaret mengira Doyle adalah teman sang anak.
Tapi, saat mengobrol dengan wanita itu, Margaret menemukan fakta aneh.
Doyle mengaku ia adalah teman putrinya saat mereka bekerja menjadi waitress.
Padahal, Margaret tahu putrinya tak pernah bekerja jadi pelayan.
"Dia makan prasmanan seperti tak ada hari esok, akhirnya dia mengeluarkan kotak Tupperware dan mengisinya dengan makanan.
Ia kemudian pergi dengan sepeda."
Margaret merasa sangat terganggu dengan kehadiran Doyle.
Aksinya ini dianggap mengganggu keluarga yang sedang bersedih dan kehilangan.
Doyle mungkin menganggap bahwa melayar adalah sebuah keharusan.
Namun, untuk keluarga yang berduka, kehadirannya justru tak bisa diterima dan mengganggu.
Layanan persemayaman jenazah seharusnya jadi tempat keluarga dan teman untuk melepas kepergian orang terkasih.
Acara ini tentu bukan jadi ajang makan gratis.
Saat ditanya mengenai aksinya ini, Doyle justru memberi jawaban mengejutkan.
"Ini adalah urusanku. Aku harus pergi. Aku harus mengunjungi beberapa tempat."
Seorang tetangga mengungkapkan jika Doyle menyadari tak ada makanan tersisa, ia akan langsung berbalik pulang dan terlihat kesal.
"Kami sudah bertanya kenapa dia melakukan hal ini, tapi dia malah linglung dan tak berkata apa-apa."
Artikel ini sudah tayang di tribunnews.com dengan judul “Setiap Ada Orang Meninggal, Wanita Tua Ini Akan Melayat, Pura-pura Sedih, Padahal Niat Sebenarnya”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR