Intisari-Online.com – Tersebutlah seorang pengembara yang tak pernah henti-hentinya pergi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Ia selalu kagum pada pemandangan yang dilihatnya dan memuji hasil ciptaan Tuhan.
Demikianlah hari demi hari sampai bulan demi bulan dilaluinya.
Sampai kemudian tanpa disadari bekalnya telah habis.
Betapa kagetnya dia ketika mengetahui uangnya sudah habis.
Padahal perjalanannya masih lumayan jauh.
Yang lebih merisaukannya lagi, perutnya mulai terasa lapar.
Ia lalu melanjutkan perjalanan dan tiba di sebuah perkampungan.
Siang itu penduduk di tempat itu bergembira, karena panen yang berhasil.
Si Pengembara duduk beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang.
Dia berpikir bagaimana caranya ia dapat pulang dengan selamat.
Menjelang sore hari dia mengetuk pintu rumah salah seorang penduduk.
"Selamat petang, Nyonya," katanya sambil membungkukkan badan.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR