Advertorial
Intisari-Online.com – Pada Rabu malam (28/9/2017), Playboy Enterprises mengumumkan bahwa pendiri majalah Playboy, Hugh Hefner telah meninggal dunia di usia 91 tahun.
Hefner meninggal di rumahnya, Playboy Mansion dikarenakan ‘penyebab alami’.
Dilansir dari guestofaguest.com, semasa hidupnya, Hefner memang menjalani kehidupan yang naik turun.
Mungkin banyak orang yang sentimen dengan dirinya. Apalagi jika Hefner menimbulkan kontroversi.
Bahkan ada menyebut perusahaannya “tidak senonoh”.
Tapi walau begitu, tidak dapat disangkal bahwa Hefner memiliki cara sendiri untuk mengubah dunia, entah ke arah yang baik atau buruk secara moral.
1. Pembebasan seksual
Setelah bekerja di Esquire, Hugh mendirikan majalahnya sendiri dengan sedikit bantuan dari potret foto model telanjang.
Sepanjang tahun 1950-an, dia adalah pelopor revolusi seksual dan mempertahankan gagasan bahwa wanita juga bisa menikmati seks.
2. Hak aborsi
Tidak hanya hak seorang wanita untuk melakukan hubungan seks yang Hefner dukung.
Dalam satu dekade, majalah Playboy menerbitkan tulisan tentang membela aborsi dan hak wanita untuk memilih.
Tahun 1965, menurut Broadly, Hefner meluncurkan Playboy Foundation, sebuah nirlaba yang memberikan bantuan dana kepada Institut Kinsey (pusat krisis perkosaan) dan Layanan Konsultasi Klerus (sebuah organisasi yang menghubungkan wanita dengan layanan aborsi).
3. Hak-hak sipil
Hugh adalah pendukung setia gerakan Hak Sipil Amerika. Serta melawan segregasi dan mendukung kebebasan seniman, pemusik, artis, dan aktivis kulit hitam.
Tahun 1959, Hefner menyelenggarakan Festival Jazz Playboy di Chicago dan menyumbangkan penjualan tiket ke NAACP.
Ketika tahu ada beberapa pemilik toko yang menolak menjual tiket kepada orang Amerika Afrika, dia lalu membelinya kembali dan memberikannya kepada mereka.
4. Hak gay
Tahun 1955, Hefner menerbitkan sebuah cerpen berjudul “The Crooked Man” dari Charles Beaumon.
Isinya sebuah kisah ilmiah di mana homoseksualitas menjadi norma dan heteroseksual dijauhi oleh masyarakat.
Sebelumnya, cerpen itu telah ditolak oleh majalah lain namun diterima oleh Playboy.
Masyarakat yang tahu langsung marah. Namun lagi-lagi Hefner membuat pembelaan.
“Jika salah menganiaya heteroseksual dalam masyarakat homoseksual, maka kebalikannya juga salah”.
5. Kebebasan berbicara
Hefner membangun perusahaan untuk memerangi penyensoran.
Dia pergi ke pengadilan dengan tudukan pencabulan tahun 1963 namun berakhir dengan pembatalan persidangan.
Dia menerima penghargaan atas dedikasinya terhadap percakapan progresif.
Bahkan menciptakan Penghargaan Amandemen Pertama Hugh M. Hefner, untuk mengakui penulis, wartawan, pengacara, dan penghibur atas kontribusinya terhadap kebebasan berbicara.