Advertorial

Ketika Umat Islam hingga Buddha Ramai-ramai Galang Bantuan untuk Rohingya

Moh Habib Asyhad

Editor

Said menuturkan, peristiwa yang dialami warga Rohingya merupakan tragedi kemanusiaan, bukan konflik antara muslim dan penganut agama Buddha.
Said menuturkan, peristiwa yang dialami warga Rohingya merupakan tragedi kemanusiaan, bukan konflik antara muslim dan penganut agama Buddha.

Intisari-Online.com -Banyak yang percaya bahwa apa yang terjadi di Rakhine lebih dari urusan agama.

Ada kepentingan politik, persoalan etnik, perebutan sumber daya alam, dan sejarah panjang di belakang tragedi kemanusiaan itu.

Dilansir dari Kompas.com, Solidaritas Lintas Agama untuk Myanmar (SALAM) meminta seluruh umat beragama berpartisipasi aktif dalam menggalang donasi dan bantuan kemanusiaan bagi warga Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

(Baca juga:Tega! Australia Janjikan Beri Rp265 Juta Kepada Pengungsi Rohingya yang Mau Kembali ke Myanmar)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, salah satu anggota solidaritas, mengatakan, pasca-kekerasan yang terjadi pada akhir Agustus lalu, warga Rohingya membutuhkan bantuan berupa makanan, sarana kesehatan, dan pendidikan.

“Langkah paling bijaksana dan nyata sekaligus dibutuhkan oleh korba saat ini adalah bantuan berupa makanan, sarana kesehatan dan juga sarana pendidikan,” ujar Said saat memberikan keterangan pers di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (22/9).

Said menuturkan, peristiwa yang dialami warga Rohingya merupakan tragedi kemanusiaan, bukan konflik antara muslim dan penganut agama Buddha.

Tragedi kemanusiaan di Rakhine, lanjut Said, lebih kompleks dari hanya sekadar isu konflik antar-agama.

Menurut dia, peristiwa yang dialami warga Rohingya dilatarbelakangi oleh konflik kepentingan berupa perebutan sumber daya dan juga persoalan politik.

“Maka yang paling tepat adalah mendudukan tragedi Rohingya sebagai tragedi kemanusiaan," kata Said.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) Suhadi Sendjaja mengungkapkan, sejak peristiwa kekerasan terhadap warga Rohingya terjadi, umat Buddha di Indonesia sudah melakukan penggalangan dana di setiap Wihara.

“Kemarin kami juga melakukan penggalangan dana bersama (ormas) Taruna Merah Putih. Di setiap Wihara kami lakukan lenggalangan dana untuk saudara kita (warga Rohingya) di Myanmar. Titik beratnya adalah kemanusiaan,” kata Suhadi.

Selain itu, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) bersama Palang Merah Indonesia (PMI) telah mengirimkan bantuan untuk pembangunan rumah sakit di Rakhine.

“Dari Walubi sudah ada bantuan untuk pembangunan RS di Rakhine dan bermitra dengan PMI,” ucap dia.

(Baca juga:Inilah Formula 4+1 untuk Konflik Rohingya yang Diusulkan Menteri Retno saat Bertemu dengan Aung San Suu Kyi)

Sebelumnya, kekerasan mematikan terhadap warga Rohingya kembali terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar, pada akhir Agustus lalu. Ratusan orang tewas akibat bentrokan senjata antara tentara Myanmar dan militan Rohingya.

Pemerintah juga telah mengevakuasi setidaknya 4.000 warga desa non-Muslim di tengah bentrokan yang berlangsung di Rakhine barat laut. Ribuan Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Rohingya Bukan Isu Agama, Umat Muslim hingga Buddha Galang Bantuan")

Artikel Terkait