Find Us On Social Media :

Adu Domba Sah-sah Saja kok Dilakukan, di Garut Bahkan Jadi Kebiasaan

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 17 September 2017 | 10:30 WIB

Intisari-Online.com – Istilah adu domba terkadang membersitkan makna yang membuat kening berkerut. Pihak siapa diadu dengan siapa, dan siapa pula dalangnya?

Banyak nian unsur "siapa" yang terlibat. Namun, di Garut, Jawa Barat, peristiwa itu justru dinantikan. Sebabnya? Adu domba di Garut menghadirkan keriaan.

Memang, ini adu domba yang sebenarnya, bukan "adu domba".

(Baca juga: Kisah 'Ombak Tsunami' saat Banjir Garut yang Tewaskan 18 Orang)

Tembang khas Tanah Pasundan mengalun, terdengar lewat pengeras suara. Itu pertanda bahwa di wilayah tersebut sedang berlangsung keramaian.

Suasana tak hanya terasa meriah, bahkan lebih pas disebut ingar-bingar. Kemeriahan itu pasti akan lebih "meledak" apabila musik langsung melantunkan pesinden dan kelompok pemain musiknya.

Bagi warga Garut dan sekitarnya, atau bahkan sebagian warga di luar Garut, keramaian dapat berujud bakal adanya adu domba.

Memang, biasanya pesinden dan kelompok pemain musiknya diundang bila acara yang digelar lumayan besar alias punya banyak peserta.

Suasananya benar-benar mencerminkan tengah ada hajatan besar. Banyak warga yang menonton dan penjual yang mencoba menangguk keuntungan.

Dari mulut ke mulut

Umumnya, adu domba diselenggarakan di lapangan atau tempat-tempat yang memang khusus untuk itu, seperti yang terdapat di Ranca Bango, Tarogong.

Masih ada beberapa tempat lain yang kerap juga menjadi arena laga, di antaranya Ngamplang, Cilawu, Cipanas, Cikuray, Leles, Cibeureum, dan lainnya.

Biasanya, acara dimulai pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB, dan baru berakhir menjelang sore.