Penulis
Intisari-Online.com - Mendengar kata tinju, apa yang ada dibenak Anda?
Pasti aksi pukul antara dua orang di atas ring dan disaksikan oleh ratusan orang.
Masih ingat dibenak kita saat laga utama UFC 299 antara Khabib Nurmagomedov vs Conor McGregor.
Laga yang terjadi pada Sabtu (6/10/2018) malam di Mobile Arena, Las Vegas, Amerika Serikat ini dimenangkan oleh Khabib. Dia juga membuktikan dialah petarung yang paling tangguh.
Baca Juga : Sudah Lama Dimanfaatkan di Indonesia, Kelor Baru Bikin Heboh AS Hingga Disebut 'Pohon Ajaib'
Khabib berhasil memenangkan pertarungan setelah McGregor melakukantap out(sinyal menyerah) karena tak kuasa menahan kuncian leher yang dilakukan Khabib.
Namun atmosfir tersebut ternodai.
Sebab, pasca pertandingan, Khabib keluar ring yang menghadar salah satu anggota tim McGregor, Dillon Dannis.
Akibatnya, kerusuhan antar kedua official team pun tak terelakkan.
Nah, aksi kontroversial pertandingan tinju juga terjadi di Thailand. Namun kali ini lebih parah.
Dilansir dari bbc.com pada Selasa (13/11/2018), seorang petinju muda, Anucha Kochana (13) dinyatakan meninggal dunia akibat pendarahan pada otak, dua hari setelah berlaga dalam partai amal.
Sebenarnya, kematian dalam arena tinju sudah beberapa kali terjadi.
Baca Juga : Berawal dari Pesan WhatsApp, Dua Orang Ini Dibakar oleh Massa, Ternyata Begini Isi Pesannya
Namun yang menjadi kontroversial adalah usia Anucha yang masih 13 tahun.
Artinya dia masih berada dalam golongan anak di bawah umur.
Tidak hanya itu, beberapa laporan juga menyebut Anucha sudah bertarung dalam 170 laga sejak usia delapan tahun.
Alasannya?
Demi mengumpulkan uang untuk keluarganya.
Akibat dari insiden kematian Anucha, berbagai kalangan meminta pemerintah Thailand agar melarang anak-anak terlibat dalam pertandingan tinju.
Karena berbagai tekanan, kini Parlemen Thailand tengah meninjau aturan yang tidak membolehkan anak di bawah usia 12 tahun berpartisipasi di ring tinju.
Selain itu, parlemen juga berencana mengatur secara ketat partisipasi petinju remaja.
Diketahui kickboxing khas Thailand atau juga dikenal dengan sebutan Muay Thai, merupakan olahraga yang populer di negara tersebut.
Tidak hanya di Thailand, Muay Thai juga populer di negara lain. Termasuk di Indonesia.
Namun khusus di Thailand, sanking populernya olahraga ini, banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya dari olahraga baku hantam ini.
Termasuk mengizinkan anak mereka yang masih kecil untuk menjadi petinju belia.
Baca Juga : Tragis, Nyawa Bayi Berusia 12 Hari Ini Melayang di Tangan Seekor Monyet
Berdasarkan data tahun lalu yang dirilis otoritas olahraga Thailand, ada lebih dari 10.000 petinju terdaftar berusia di bawah 15 tahun.
"Mereka yang berusia 12 hingga 15 tahun harus mendaftar, mendapat izin orangtua, dan memakai perangkat pelindung dalam laga profesional," kata Jenderal Adulyadej Inthapong, wakil ketua komite olah raga DPR Thailand, kepada kantor berita Reuters.
Akan tetapi langkah ini dipandang belum cukup.
Oleh karenanya, beberapa kalangan menginginkan usia minimum petinju dinaikkan ke umur 18 tahun.
Belum lagi informasi yang mengatakan bahwa peraturan dalam Muay Thai juga relatif kurang.
Contohnya kasus yang menimpa Anucha ini.
Dari video pertandingan yang ia lakukan sebelum tewas, Anucha yang dikenal dengan julukan Phetmongkol Por Peenapat, tidak memakai pelindung kepala. Begitu pun lawan tandingnya.
Padahal selama pertandingan, Anucha tampak berulang kali kena hantaman di bagian kepala sebelum akhirnya tersungkur.
Lawan Anucha sendiri masih tergolong petinju belia. Karena masih berusia 14 tahun.
Atas berita kematian Anucha, beberapa ulang melakukan penggalangan dana.
Mereka yang melelang dana antara lain lawan Anucha dalam pertandingan terakhir, para penggemar Muay Thai di Provinsi Samut Prakan, dan sejumlah petinju Muay Thai.
Baca Juga : Sudah Jelajahi 3 Negara, Turis Asal Rusia Ini Akhirnya 'Terdampar' di Kuburan karena Kehabisan Uang