Find Us On Social Media :

Siapa Sangka Jika Taman Firdaus yang Sangat Indah Ini Dulunya Adalah Pabrik Semen

By Ade Sulaeman, Kamis, 14 September 2017 | 14:20 WIB

Intisari-Online.com – Tak dinyana, tanah kapur bekas galian pabrik semen itu berubah menjadi taman yang disebut-sebut salah satu yang terindah di dunia: Butchart Gardens.

Patut disyukuri para perintis yang dulu membangunnya dengan visi jauh ke depan.

Ketika pemerintah Jakarta berniat membuang sampah yang sudah diolah ke Pulau Bangka untuk mengisi bekas galian timah, saya teringat pada Butchart Gardens di Pulau Victoria, British Columbia, Kanada, yang belum lama berselang saya kunjungi.

Kebun tersohor yang dianggap salah satu taman terbaik di dunia itu dulunya bekas galian batu kapur, bahan baku untuk pabrik semen Portland.

Pulau Victoria bisa dicapai dari Vancouver dengan naik bus dan disambung dengan feri penyeberangan.

Menurut pemandu wisata, sehari-hari pulau itu sepi karena yang tinggal kebanyakan kaum pensiunan.

Orang yang masih aktif akan kesepian. Namun, pada akhir minggu atau masa liburan, banyak orang kota, bahkan para turis, mendatangi Taman Firdaus itu.

Konon pada malam hari Butchart Gardens indah sekali, terutama " pada bulan Juli" dan Agustus.

Itu karena setiap malam Minggu selama dua bulan itu diadakan pertunjukan kembang api.

Pionir semen

Bekas galian itu mungkin tetap menjadi lubang menganga andaikata si pemilik pabrik semen tidak menikah dengan  wanita yang mempunyai visi jauh ke depan.

Cerita berawal dari Robert Pim Butchart yang lahir di Owen Sound, Ontario, pada tahun 1856. Sewaktu muda, ia  menulis surat kepada seorang teman bahwa pendidikan sekolah yang dia dapatkan percuma saja.