Penulis
Intisari-Online.com - Masih ingat dengan sindiran Presiden Joko Widodo tentang banyaknya alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) yang bekerja di dunia perbankan?
Sindiran ini disampaikan Jokowi dalam Sidang Terbuka Dies Natalis IPB ke-54 di Kampus IPB, Bogor, Rabu (6/9/2017).
"Maaf Pak Rektor. Tapi mahasiswa (lulusan) IPB banyak yang kerja di Bank," kata Jokowi disambut tawa sejumlah mahasiswa yang hadir.
Jokowi mengaku sudah mengecek sendiri di jajaran direksi perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sangat banyak lulusan IPB bekerja di sana, mulai dari level direksi hingga manajer tengah.
"Terus yang ingin jadi petani siapa? Ini pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa-mahasiswa. Harus saya sampaikan apa adanya karena itu data yang saya peroleh," kata Jokowi.
Sindiran tersebut tentu saja mendapat banyak respons, khususnya dari para alumni IPB.
Salah satu jawaban yang sedang ramai diperbincangkan adalah yang ditulis oleh Rifda Ammarina.
Melalui postingan tersebut, Rifda merasa apa yang disampaikan Jokowi kurang tepat.
Apalagi, menurut Rifda, pada dasarnya pemerintah sendiri kurang memberi dukungan pada bidang pertanian.
Berikut jawaban lengkap Rifda seperti dikutip dari laman Facebook-nya:
“Respon saya utk speech Presiden di perayaan Dies Natalis IPB.
Assalamualaikum WW Pak Presiden Jokowi.
Saya Rifda Ammarina alumni IPB angkt 20. Alhamdulillah sejak 2005 memperjuangkan promosi dan edukasi pertanian Indonesia lewat Agrinex Expo dan saat ini sedang membangun usaha Pertanian dgn komoditas Rempah Di Maluku Utara dan Hortikultura di Pandeglang Banten.
Tadi jam 6 pagi dr kemang saya ke kebun saya di Pandeglang dan skrg masih di jalan menuju Jakarta. Saya memahami mengapa tidak semua alumni IPB berkecimpung di sektor Pertanian, karena pemimpin Negeri ini terutama pemerintahan dalam kepemimpinan Bapak belum cukup berbuat sesuatu yg mendorong investasi di sektor Pertanian sehingga sektor Pertanian mampu memyerap semua tenaga2 alumni IPB dgn gaji yang layak.
Pak Jokowi, taukah Bapak betapa sulitnya mengakses lahan pertanian bagi kami, betapa sulitnya mendapat akses pembiayaan bank dgn agunan lahan pertanian non sawit, betapa sulitnya benih berkualitas dan pupuk dgn harga terjangkau dan betapa tidak pastinya harga jual hasil pertanian krn kebijakan import yg pemerintan Bapak lakukan. Pak, semua itu menjadi kendala untuk menarik lebih banyak pemain baru di sektor pertanian.
Pak Jokowi, taukah Bapak betapa sedikitnya alumni IPB di BUMN krm kalau banyak alumni IPB di bank BUMN maka mustinya mudah pembiayaan kebun buah dgn agunan lahan pertanian, shg bukan kebun besar saja spt sawit tapi juga kebun buah kecilpun bisa dibiayai. Kalau banyak alumni IPB di kementrian Kehutanan dan BPN mustinya mudah akses lahan pertanian bagi kami alumni tanpa harus membeli lahan yang makin tidak murah krm pemguasaan lahan oleh taipan yg lewati batas kewajaran akibat lalainya Pemerintah. Kalau saja banyak alumni IPB di Kementrian Perdagangan bisa jadi akan mudah import di hentikan utk menolong produk pertanian lokal di pasar Indonesia dan eksport. Dan bila banyak alumni IPB di Kementrian Perindustrian rasanya mudah akan hadirnya industri pengolahan di sentra2 produksi Pertanian sehingga harga saat panen tidak merugikan petani.
Pak Jokowi, saya inshaa Allah cukup yakin, kalau saja Bapak copot Menteri Pertanian dan gantikan dgn alumni IPB yg handal maka akan hadir kebijakan2 yg mendorong produktivitas pertanian dgn efisien juga sesuai kebutuhan alias tdk mubazir dan asal2an spt saat ini.
Oh ya Pak. Taukah Bapak berapa banyak BUMN dan berapa banyak alumni di level direktur BUMN? Bandingkan dgn jumlah alumni IPB? Hanya kurang dr 1% yg menjadi direksi BUMN. Jadi daripada Bapak pertanyakan kiprah dan output alumni IPB di Pertanian, mending Bapak ganti Mentan dg alumni IPB dan rubah kebijakan import, pembiayaan pertanian dan akses lahan pertanian.
Semoga pesan ini di teruskan ke pak Jokowi utk sebagai koreksi. Amin YRA
Salam.
Rifda Ammarina
Alumni IPB EO Agrinex Expo.”
Bagaimana menurut Anda?