Waduh, Miliaran Orang Minum Air yang Terkontaminasi Mikroplastik. Kita Bisa Jadi Salah Satunya

Ade Sulaeman

Penulis

Bahkan air keran yang diambil dari gedung Kongres, maskas EPA, dan bahkan Trump Towers yang dijamin kebersihannya pun mengandung mikroplastik.

Intisari-Online.com – Sebagian dari kita telah tahu bahwa banyak sampah plastik berada di lautan.

Selain membuat laut menjadi kotor, sampah plastik ini juga membahayakan kesehatan manusia.

Untuk melihat implikasinya terhadap kesehatan kita, Orb Media melakukan sebuah penelitian mengenai air minum di berbagai negara.

Dari Amerika Serikat sampai ke Indonesia, tim tersebut telah menganalisi lebih dari 150 sampel air yang diambil dari 14 negara yang berbeda di lima benua.

Hasilnya cukup mencengangkan.

Menurut peneliti, sebagian besar air yang telah dikonsumsi telah terkontaminasi dengan plastik microfiber (istilah terminology yang digunakan untuk menjelaskan serat yang diproduksi sangat halus).

Dari semua sampel, Amerika Serikat menduduk puncak daftar dengan 93% positif plastik. Data ini termasuk air keran yang diambil dari gedung Kongres, maskas EPA, dan bahkan Trump Towers.

Sementara benua Eropa sekitar 72% sampel yang terkontaminasi, Ekuador dengan 75%, dan India memiliki 82%.

Plastik tersebut berdasar dari berbagai sumber. Seperti roda mobil, debu dari cat, dan microbeads.

Tentu saja hasil ini cukup mengkhawatirkan. Karena pengaruhnya bukan saja terhadap lingkungan, namun juga diri kita sendiri.

Apalagi ada beberapa cata potongan-potongan kecil plastik masuk ke dalam tubuh kita.

Misalnya ikan di laut mengonsumsi mikroplastik di laut. Lalu ikan dikonsumsi oleh manusia untuk di makan.

Serta setiap orang harus minum dan serat plastik ini telah ditemukan di air keran pada hampir seluruh planet ini.

“Kita tidak pernah tahu bagaimana mikroplastik ini mencapai keran kita atau risiko kesehatan kita,” ucap Molly Bingham, pendiri dan CEO Orb Media dilansir dari iflscience.com.

“Tapi mikroplastik telah terbukti menyerap bahan kimia beracun dari lingkungan laut dan kemudian melepaskanya saat dikonsumi oleh ikan dan mamalia lainnya.”

“Sehingga ada risiko untuk kesehatan kita semua.”

Artikel Terkait