Inilah Alasan Anda Harus Bangga Jika Pernah Merinding saat Mendengarkan Lagu Tertentu!

Ade Sulaeman

Penulis

Nama ilimiahnya adalah 'frisson' dan tidak semua orang bisa merasakannya.

Intisari-Online.com – Apakah Anda mempunyai lagu favorit? Kalau iya, apa alasan Anda menyukainya?

Apakah karena yang menyanyikannya penyanyi favorit atau karena lagunya enak didengar?

Nah, dari sekian banyak lagu favorit Anda beserta alasannya, apakah ada lagu yang mampu membuat Anda merinding?

Jika ada, maka itu bagus!

Dilansir dari mirror.co.uk, ada nama ilmiah dari reaksi merinding saat mendengarkan sebuah lagu.

Nama ilimiahnya adalah “frisson” dan tidak semua orang bisa merasakannya.

Jika reaksi merinding tersebut terjadi pada Anda, maka berarti otak Anda bekerja sedikit berbeda. Itu menurut lulusan musik Matthew Sachs.

Peneliti yang belajar di University of Southern California ini mengatakan, mereka yang mendapat reaksi merinding dari sebuah lagu memiliki ‘kognisi tingkat tinggi’.

Matthew melakukan tes kecil terhadap 20 siswa.

Sepuluh di antaranya mengatakan bahwa mereka merinding saat mendengarkan lagu-lagu tertentu.

Untuk memeriksanya, saat melakukan penelitian, Matthew mengambil scan otak semua peserta.

Hasilnya dia menemukan bahwa mereka yang mengalami reaksi ‘merinding’ memiliki lebih banyak hubungan saraf antara ‘korteks auditori’ mereka, yang bertanggungjawab atas pusat pemrosesan emosional, dan ‘korteks prefrontal’, yang terlibat dalam ‘kognisi tingkat tinggi’, seperti mendengarkan dan memahami musik.

Matthew menulis di Akademisi Oxford bahwa gagasan semakin banyak hubungan serat antara dua wilayah tersebut berarti membuat diri kita memiliki pemrosesan yang lebih efisien di dalam otak.

Kita tahu lagu dan konteksnya masing-masing berperan penting.

Orang sering mengasosiasikan lagu dengan momen, orang, dan kenangan tertentu. Semua ini berdampak.

Lagu sering menciptakan perasaan senang. Tapi bisa juga negatif, seperti mendengarkan lagu horor. Atau membuat kita menangis.

Tapi lebih dari itu semua, Matthew yakin bahwa hasil penelitiannya ini mungkin bisa digunakan untuk mengobati penyakit jiwa. Depresi misalnya.

“Depresi menyebabkan ketidakmampuan untuk menikmati hal-hal yang ada. Dengan lagu, kita bisa melakukan terapis untuk mengeksplorasi perasaan,” tutur Matthew.

Artikel Terkait