Find Us On Social Media :

Menggembala Gajah, Menyapa Detak Pelindung Hutan

By Ade Sulaeman, Sabtu, 2 September 2017 | 11:30 WIB

Intisari-Online.com – Menggembala kambing atau sapi mah biasa.

Menggembala gajah, itu baru seru.

Menggembala hewan berbelalai panjang ini niscaya memberikan sensasi luar biasa.  

Menggembala gajah bisa kita lakukan di  Seblat, Bengkulu Utara.

Saban pagi, Bona, si gajah kecil, menyeberang sungai bersama Aswita, ibu angkatnya. Mereka diiringi oleh rombongan gajah-gajah lainnya.

(Baca juga: Seperti Polisi, Gajah Ini Menghentikan Lalu Lintas Demi Mengamankan Kawanannya yang Mau Melintas)

Bona bermain air, menggerakkan belalainya ke kanan dan ke kiri, terkadang ragu-ragu untuk turun bila jalan terlalu curam.

Tetapi keisengan dan rasa penasaran selalu membawa Bona kecil menerjang medan yang cukup sulit untuk gajah seusianya. Terkadang, dia pun jatuh terguling.

Bona adalah gajah kecil, penghuni Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat, Bengkulu Utara.

Ia tinggal di hutan seluas 7.737 hektare yang telah menjadi Taman Wisata Alam (TWA) Seblat sejak 1995.

Di secuil kawasan hijau inilah gajah-gajah itu menggantungkan hidupnya, atau tepatnya, kawasan hijau ini pun bergantung dengan keberadaan gajah.

Sejumlah 15 ekor gajah yang ada di PLG hidup dari hutan yang tersisa.

Sementara hutan itu tetap ada, belum dibabat untuk alih fungsi hutan karena keberadaan gajah, baik gajah di PLG maupun gajah liar yang kerap kali singgah di desa.