Find Us On Social Media :

Masih Suka Bertanya-tanya, Kenapa Ponsel Tak Boleh Digunakan di Pesawat dan Pom Bensin? Ini Jawabnya

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 29 Agustus 2017 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com - Tak jarang dari kita bertanya-tanya, kenapa ponsel tidak boleh digunakan saat berada di dalam pesawat dan di pom bensin. Apakah ponsel bisa menyebabkan kebakaran dan kecelakaan di tempat-tempat itu?

Sejatinya kita sudah sering mendapat laporan mengenai adanya kemungkinan kejatuhan pesawat atau kebakaran pom bensin yang bisa disebabkan karena penggunaan ponsel.

Namun apakah semua itu memiliki bukti dan alasan nyata?

(Baca juga: Studi: Ketagihan Menggunakan Smartphone Dapat Merusak Hubungan, Ada yang Pernah Mengalaminya?)

Ternyata, kebanyakan dari pernyataan tersebut sebenarnya adalah mitos atau kesalahpahaman, dan bukan kenyataan sebenarnya.

Terlepas dari semua itu, ada alasan yang kuat mengapa kita harus mematikan ponsel atau menggunakan "flight mode" ketika naik pesawat, dan mengapa kita sebaiknya membatasi penggunaan telepon oleh anak-anak.

Apakah telepon menyebabkan kanker?

Dari data yang ada sekarang ini, kata para pakar, jawabannya adalah tidak, meski penelitian lanjutan terus dilakukan.

“Tidak ada bukti yang pasti bahwa radiasi dari ponsel menyebabkan kanker otak, atau gangguan kesehatan lain.” kata Ken Karipidis, dari lembaga bernama Badan Perlindungan Radiasi, dan Keamanan Nuklir Australia (ARPANSA).

“Kita selalu mendengar kata radiasi, dan mereka berpikir radiasi itu pasti berhubungan dengan nuklir atau berbahaya. Namun, ponsel mengeluarkan radiasi gelombang radio energi rendah, seperti radiasi yang dikeluarkan oleh radio atau televisi,” ujarnya.

Sudah ada penelitian yang mengaitkan penggunaan ponsel yang lama dengan kanker otak jenis tertentu, tetapi “Buktinya masih jauh dari sangat pasti,” kata Dr Karipidis.

Sebab, data diambil secara subyektif mengenai bagaimana partisipan mengingat penggunaan telepon mereka.

“Mereka yang terkena tumor, cenderung melaporkan penggunaan telepon yang tinggi,” tambah Dr Karipidis.