Find Us On Social Media :

Bukan karena Serangan Musuh, Kapal Selam Terhebat Milik AS tapi Sial Ini Tertembak Torpedonya Sendiri

By Moh Habib Asyhad, Senin, 21 Agustus 2017 | 16:30 WIB

Intisari-Online.com - Menurut Unexplained Mysteries of World War II Tang adalah kapal selam Angkatan Laut Amerika Serikat.

Tak main-main, ia adalah salah satu kapal yang terhebat sepanjang masa arung dalam PD II.

Berulangkali kapal yang diperlengkapi peralatan deteksi termodem ini unjuk gigi  menenggelamkan kapal-kapal Jepang.

(Baca juga: Kapal Mary Celeste, Kapal yang Nyaris Sepanjang Hidupnya Tertimpa Sekaligus Membawa Kesialan)

Sementara Selat Formosa dipilihnya sebagai tempat berburu kegemarannya. Tapi di selat itu pula, di kala fajar 25 Oktober 1944, Tang memilih garis hidupnya sendiri.

Sepanjang 8 bulan masa operasinya di bawah komando Richard H. O'Kane, 24 kapal pernah dikaramkannya dengan bobot mati seluruhnya 93.184 ton. Tak satu pun kapal selam lain pernah mencapai jumlah itu.

Penembakan terakhir menyisakan satu torpedo. Seorang awak kapal, Bill Leibold, bercanda ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan.

Tapi O'Kane telah memutuskan untuk menyerang kapal pemandu yang telah mereka lumpuhkan sebelumnya. Ia membawa kapal selam itu ke tempat pengintaian baru, yang aman dari serangan torpedo. Segera ia memberi perintah untuk menembak.

Setelah itu, Tang dapat kembali ke pangkalannya di Pearl Harbour.

Ada delapan orang di anjungan itu termasuk O'Kane, ketika tiba-tiba salah seorang di antara mereka memencet tombol alarm tanda bahaya dan menunjuk ke suatu tempat.

Beberapa pasang mata melihat adanya buih jejak luncuran torpedo, menghujam ke arah Tang.

O'Kane masih sempat berpikir siapa penyerangnya. Karena tidak nampak kapal perang Jepang lainnya di sekitar kapal pemandu lumpuh yang hendak ditembaknya.

(Baca juga: Misteri Kapal Selam U-BOAT 65 Saat Perang Dunia: Sial Sejak Awal, Berakhir Tragis)

Sapuan sonar pun tidak menunjukkan tanda kehadiran kapal selam musuh. Sungguh tak dibayangkan, ia dapat diserang mendadak.