Penulis
Intisari-Online.com – Pada Senin malam (7/8) akan terjadi gerhana bulan dan Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang menyaksikannya.
Kejadian alam ini tidak terjadi setiap saat.
Gerhana bulan hanya terjadi ketika sebagian atau keseluruhan bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Itu terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama.
(Baca juga:Jangan Sampai Ketinggalan, Beginilah Penampakan Wajah Bulan pada Senin Malam Nanti)
Ketika gerhana bulan terjadi, ada banyak pembicaraan tentangnya. Dari yang sifatnya ilmiah hingga mitos-mitos tentangnya.
Jaguar menyerang bulan
David Dearborn, seorang peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory di California mengatakan bahwa masyarakat suku Inca, peradaban terbesar di Benua Amerika pra-Columbus, tidak melihat gerhana bulan sebagai sesuatu yang baik.
Di antara mitos yang terkumpul adalah cerita tentang seorang jaguar yang menyerang dan memakan bulan.
Serangan kucing besar itu menjelaskan warna merah darah pada bulan ketika berubah selama gerhana bulan total.
Bangsa Inca khawatir jika setelelah menyerang bulan, jaguar tersebut akan menabrak Bumi untuk memakan orang.
Untuk mencegahnya, mereka akan mencoba mengusir pemangsa dengan membawa tombak di bulan dan membuat banyak suara, termasuk suara anjing yang melolong dan menyalak.
Harus ada raja pengganti
E. C. Krupp, direktur dari Griffith Observasi di Los Angeles, California mengatakan masyarakat Mesopotamia kuno (secara georafis terletak di antara Sungai Eufrat dan Sungai Tigris) juga melihat gerhana bulan sebagai serangan di bulan.
(Baca juga:Gerhana Bulan 7 Agustus 2017: Inilah Negara-negara yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Malam ini)
Dalam cerita mereka, yang menyerang adalah tujuh setan, di mana budaya tradisional menghubungkan apa yang terjadi di langit dengan keadaan di Bumi.
Raja mewakili tanah dalam budaya Mesopotamia. Jika terjadi gerhana bulan, mereka menganggap itu sebagai serangan terhadap raja mereka.
Jadi, untuk mengantisipasi gerhana, mereka akan memasang seorang raja pengganti yang menanggung beban serangan apa pun.
Raja pengganti akan diperlakukan dengan baik selama masa gerhana dan raja sebenarnya menyamar sebagai warga biasa.
Begitu gerhana berlalu, raja pengganti biasanya telah lenyap.
Bulan, istri-istri, dan binatang piarannya
Dibanding dua mitos sebelumnya, mitos gerhana bulan yang diceritakan oleh Hupa, suku asli Amerika dari California utara, memiliki akhir yang lebih membahagiakan.
Hupa percaya bahwa bulan memiliki 20 istri dan banyak hewan peliharaan. Sebagian besar hewan peliharaan itu adalah singa gunung dan ular.
Saat bulan tidak membawa cukup makanan untuk dimakan, mereka menyerang dan membuatnya berdarah.
Lalu istri bulan akan datang untuk melindunginya, mengumpulkan darahnya, dan memulihkan kesehatannya.
Suku Luiseno di California selatan percaya, gerhana memberi isyarat bahwa bulan sedang sakit dan tugas anggota suku adalah menyanyikan nyanyian atau doa untuk membuatnya sehat kembali.
(Baca juga:Pertarungan Beruang, Kisah Cinta Kayangan, dan Mitos-mitos Gerhana Bulan pada Masyarakat Kuno di Dunia)
Matahari dan bulan bertempur
“Tidak semua budaya melihat gerhana bulan sebagai hal yang buruk,” kata Jarita Holbrook, astronomi budaya di Universitas Western Cape di Bellville, Afrika Selatan.
Mitos favoritnya berasal dari orang Batammaliba di Togo dan Benin.
Dalam mitos ini, matahari dan bulan bertempur selama gerhana dan orang-orang meminta mereka untuk berhenti.
Jadi, mitos mana yang Anda sukai?