Meski Dicemooh Di Sana-sini, Nyatanya Ekonomi Amerika Serikat Melejit di Era Donald Trump, Angka Pengangguran pun Menurun Drastis

Moh Habib Asyhad

Penulis

Selama kurang lebih enam bulan Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS, Trump berhasil menurunkan angka pengangguran menjadi 4,3 persen.

Intisari-Online.com -Kita, dan sebagian besar Amerika, boleh tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan luar negerinya, yang jelas ekonomi Amerika Serikat kian membaik di bawah Donald Trump yang memang punya latar belakang bisnisman.

Selama kurang lebih enam bulan masa jabatannya sebagai Presiden AS, Trump berhasil menurunkan angka pengangguran menjadi 4,3 persen.

Untuk diketahui, itu adalah angka pengangguran terendah dalam 16 tahun terakhir.

(Baca juga:Ingin Memecahkan Masalah Kemiskinan, Buta Huruf, dan Pengangguran, Kakek 97 Tahun Kembali Sekolah)

Selain itu, serapan tenaga kerja baru juga sudah menembus 1 juta sejak Trump menjadi orang nomor satu di AS.

Nama Trump juga punya pengaruh signifikan di pasar saham. Sejak pertama ia terpilih, bursa saham AS terus menguat hingga menembus rekor tertinggi. Bagaimanapun juga, itu adalah prestasi yang mesti diberi apresiasi.

“Ekonomi yang kuat adalah poin yang baik bagi Trump,” ujar sejarawan kepresidenan AS Douglas Brinkley.

Lepas dari itu, seperti yang sudah kita singguh di awal, nyatanya tingkat penerimaan warga AS terhadap Trump semakin merendah. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Quinnipiac University menunjukkan, approval rating Trump cuma 33 persen.

Ini semacam anomali. Penerimaan warga Amerika terhadap presidennya akan merendah bila kondisi ekonomi Amerika sedang bermasalahn.

Tapi berbeda dengan Trump: penerimaan warga rendah saat ekonomi Amerika sedang bergairah-bergairahnya.

(Baca juga:Donald Trump "Menggonggong", Starbucks Justru Berniat Pekerjakan 10 Ribu Pengungsi Lagi)

Ada beberapa contoh yang bisa kita jadikan rujukan.

Presiden Jimmy Carter mendapatkan approval rating mencapai 29 persen pada tahun 1979 silam karena saat itu angka pengangguran AS tinggi dan ekonomi AS hampir jatuh ke jurang resesi.

Sementara Presiden George W Bush anjlok ke 25 persen sejalan dengan merosotnya pasar finansial pada tahun 2008. Pada tahun 2005, approval rating Bush jatuh ke bawah 40 persen karena meningkatnya kritik atas keputusan keterlibatan AS dalam perang di Irak dan penanganan Bush atas bencana Badai Katrina.

Tahun 1968, approval rating presiden Lyndon Johnson merosot ke bawah 40 persen sejalan meningkatnya protes atas Perang Vietnam.

Popularitas presiden Harry Truman juga anjlok lantaran ketidaksenangan warga AS atas Perang Korea. Menurut Brinkey, permasalahan terbesar bagi Trump saat ini adalah keterkaitan antara kampanyenya sebagai Presiden AS dan Rusia.

(Baca juga:Harganya Melebihi Anggaran Militer Indonesia Selama Setahun, Amerika Serikat Baru Saja Luncurkan Kapal Induk Paling Canggih. Wow!)

Artikel Terkait