Tak Punya Pantai Tapi Negara Ini Bisa Mengekspor Garam

Agus Surono

Penulis

Intisari-Online.com – Belakangan warganet disibukkan oleh persoalan garam. Di beberapa tempat, garam menjadi langka.

Orang pun bertanya-tanya, mengapa Indonesia bisa mengalami kelangkaan garam padahal memiliki panjang garis pantai hampir 99 ribu km. Bahkan seorang politisi yang bergelar Doktor pun menyatakan keheranannya.

Namun, tahukah Anda bahwa Kanada yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia (lebih dari 200.000 km) pun bukan negara pengekspor garam terbesar di dunia? Kanada berada di peringkat ke-5 dalam daftar negara-negara pengekspor garam dengan pangsa pasar 3,92 persen berdasarkan data British Geological Survey tahun 2012.

Posisi teratas ditempati China yang menguasai 22,48 persen, AS (14,54 persen), India (8,86 persen), dan Jerman (6,88 persen).

Sementara negara Austria dan Belarus yang tak memiliki garis pantai satu sentimeter pun malah masuk dalam 50 negara pengekspor garam dunia. Austria di peringkat 16 dengan pangsa pasar 1,15 persen, sedangkan Belarus di peringkat 21 dengan pangsa pasar 0,79 persen.

(Baca juga:Benarkah Garam Bikin Air Mendidih Lebih Cepat?)

Dari situ terlihat bahwa garam dunia tidak melulu berasal dari pengeringan air laut. Ada sumber garam lain yang dikenal dengan garam tambang.

Austria memiliki Salzburg, yang berarti benteng garam. Tambang ini sudah dimanfaatkan sejak ratusan tahun silam sehingga ada beberapa lokasi yang kemudian dijadikan lokasi wisata.

Salah satu tambang garam yang sudah dijadikan tempat wisata adalah Hallstatt, yang dalam survei Agoda pada 2014 dan 2015 menjadi salah satu kota di Eropa yang paling cepat berkembang.Pemesanan hotel di kota ini pada 2015 tercatat meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Peningkatan mencapai 101,4 persen.

"Hallstatt merupakan kota tambang garam tertua di dunia, dan merupakan situs warisan dunia UNESCO," ujar John Brown, CEO Agoda setahun silam.

Dalam bahasa Celtic, Hall berarti garam. Hallstatt bermakna lokasi garam. Kota ini merupakan destinasi populer bagi turis asal Tiongkok. Bahkan, sebuah replika kota Hallstatt dibuat di Guangdong pada 2012.

Belakangan, turis Asia dari negara lain juga turut memengaruhi popularitas tempat ini.

(Baca juga:Salah Satu Kunci Sukses Diet Adalah Mengurangi Garam, Kenapa?)

Jerman pun memiliki tambang garam. Salah satunya di Berchtesgaden. Setelah garamnya habis dieksploitasi, tambang garam tersebut dijadikan taman rekreasi. Wahananya dari perosotan sampai pertunjukan laser yang keren.

Kota ini dahulu sejahtera berkat tambang garamnya yang berperan sebagai tulang perekonomian.

Tambang garam juga ditemui di Rumania dan beberapa negara Eropa lainnya yang kemudian menimbulkan pendapat bahwa dulunya Benua Eropa merupakan lautan.

Dibandingkan dengan garam yang dihasilkan dari penguapan air laut, maka garam tambah lebih cepat dan lebih mudah diperolehnya. Meskipun di zaman dahulu proses penambangan ini tak jarang menimbulkan korban karena peralatan yang belum memadai.

Tambang garam pun tak terpengaruh oleh musim. Mereka bisa menghasilkan garam di musim penghujan, hal yang sulit dilakukan oleh petani garam di Indonesia yang sangat mengandalkan panas matahari untuk menguapkan air laut.

Salah satu bekas tambang garam yang dijadikan tempat wisata.

Artikel Terkait