Find Us On Social Media :

Isu Busuk Buah Mengkudu yang Bikin Salah Kaprah Penggunaannya, Padahal Manfaatnya Luar Biasa Termasuk untuk Parfum

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 1 Agustus 2017 | 19:45 WIB

Intisari-Online.com – Sosok tanaman mengkudu berbentuk perdu setengah pohon rendah yang bengkok batangnya. Tingginya hanya 3 - 8 m.

Biasanya ia ditanam di pekarangan rumah penduduk daerah pesisir sebagai peneduh yang lumayan karena cabangnya banyak dan tajuk daunnya lebar.

Yang aneh ialah bunganya. Sejumlah bunga kecil-kecil  bertangkai pendek duduk menggerombol pada satu dasar bersama yang membengkak sampai disebut bongkol.

(Baca juga: Tak Hanya Mengobati Hipertensi, Mengkudu Juga Bisa Menghilangkan Ketombe)

Mahkota setiap bunga pada bongkol ini berbentuk tabung seperti terompet putih yang harum bcamya.

Kalau bunga ini sudah rontok, bekas tempatnya tampak seperti kutil pada kulit bongkol itu.

Tiap kutil dibatasi oleh garis segi lima atau enam. Bongkol bunga yang sementara itu membengkak kemudian mengukuhkan diri menjadi "buah" mengkudu.

Mula-mula, ketika masih mentah, buah itu masih kencang padat berisi, berwarna putih kekuning-kuningan. Setelah agak matang, bahannya jadi lembek.

Makin matang makin kuning dan tipis kulitnya. "Daging buah"-nya makin banyak berair seperti jeli, sambil mengumbar bau yang tidak sedap.

Bau ini timbul karena gabungan antara bau asam kaproat seperti bau keringat kambing gibas, dan bau asam kaprik (capric acid) yang agak busuk.

Dulu, biang keladinya dikira asam kaprilat, tetapi kemudian ternyata senyawa kaprilat alias oktanoat ini tidak berbau busuk. Ia bahkan dipakai sebagai bahan pembuatan parfum.

(Baca juga: Suka Beli Parfum Mahal karena Merasa Wanginya Lebih ‘Enak’ dari Parfum Murah? Kamu Wajib Baca Ini!)

Mendengar istilah buah mengkudu, kita selalu kontan ingat akan bau busuk yang didakwakan padanya.