Find Us On Social Media :

Marak Teroris "Lone Wolf", Mereka Putus Asa Lalu Kepingin Cepat Masuk Surga

By Tjahjo Widyasmoro, Selasa, 11 Juli 2017 | 21:30 WIB

Penyerangan di Mapolda Sumut oleh terduga teroris

Intisari-Online.Com - Berbagai penyerangan terhadap anggota kepolisian belakangan ini, mempopulerkan istilah terorislone wolf”atau teroris yang bekerja sendiri.

Orang-orang itu seolah beraksi sendiri dengan membuat teror atau menyerang sasarannya.

Sepertinya, tanpa terkait dengan organisasi manapun.

Di Indonesia, beberapa kejadian di antaranya penyerangan polisi di Mapolda Sumatera Utara di Medan, penyerangan polisi di Masjid Faletehan, Jakarta Selatan, atau ditemukannya bom panci rakitan di Bandung.

Menurut Kepala Biro Penerangan Divisi Humas Polri, Brigjen. Rikwanto, teroris “lone wolf” ini sesungguhnya tidak bekerja sendiri.

Setelah didalami, mereka ternyata punya kelompok atau komunitas juga di luar.

“Seperti perakit bom panci yang meledak di Bandung, komunitasnya 20 orang,” tutur Rikwanto, dalam wawancara dengan Sapa Pagi, Kompas TV, Selasa (11/7)

Semula mereka berpaham Negara Islam Indonesia, tapi berkembang setelah membaca internet ke Jamaah Ansharut Daulah.

“Mereka sudah latihan fisik dan siap meledakkan di Bandung,” kata Rikwanto.

Sementara itu, menurut pengamat terorisme, Nasir Abbas, awalnya teroris “lone wolf” itu merekrut diri sendiri.

Lalu merasa terpanggil karena merasa memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu.

Ada semacam ajakan dari situs-situs radikal: kalau bukan Anda, siapa lagi yang mau melakukan?