Misteri Mobil yang Terkena Kutukan dan Berbagai Peristiwa Aneh di Seputar Kematian James Dean

Moh Habib Asyhad

Penulis

Misteri mobil yang terkena kutukan

Intisari-Online.com – Semua orang tahu, James Dean terbunuh di dalam mobil Porsche 550 Spydernya yang mewah itu.

Para pengagumnya sungguh sedih mendengar berita tentang dua kecelakaan mobil yang terjadi pada tanggal 30 September 1955 itu.

(Baca juga:Terungkapnya Misteri Kematian Quincy Jamar Davis: Hilang Sejak 2004, Ditemukan di Bagasi Mobil Ibunya 11 Tahun Kemudian)

Ketika film berjudul Rebel Without A Cause ditayangkan sebulan kemudian, seluruh gedung bioskop di Amerika menyadari bahwa orang yang masih begitu muda dan bersemangat tiba-tiba mati secara tak terduga.

Pasalnya, adakah peristiwa lebih miris yang meliputi kematian Dean ketimbang sekedar tragedi biasa? Ada berbagai peristiwa aneh di seputar kematian Dean, termasuk mobil Porsche Spyder yang kemungkinan besar terkena tulah atau terkutuk.

Bahkan mungkin ada kuasa gelap dalam mobil yang membawa kematiannya di malam naas itu.

Banyak orang termasuk para sejarawan dan parapsikolog atau paranormal yang berani sesumbar bahwa ada kekuatan gelap yang bekerja ... bahwa ada sosok kasat mata atau kuasa jahat yang bertanggung jawab atas kematian Dean dan peristiwa aneh yang terjadi setelahnya.

Namun, jika kuasa jahat itu bekerja, tampaknya ada kekuatan lain yang mencoba campur tangan dan memperingatkannya.

Yang mengherankan, di hari terjadinya kecelakaan fatal itu, Dean sudah menerima lebih dari empat kali peringatan tentang kebiasaan ngebutnya itu.

Menelusuri kembali peristiwa tragedi hari itu, tampaknya Dean tidak mengira bahwa hari itu hari terakhir dalam hidupnya.

(Baca juga:Beginilah Aksi Kaum Fuerdai: Mulai dari Kemudikan Mobil Mewah, Bakar Uang, hingga Pesta Seks)

Tiga kali peringatan

Dean mengawali hari tanggal 30 September seperti biasa. Pagi-pagi dia bangun dan memakai jaket merah kesayangannya dari film Rebel Without A Cause.

Kemudian dia mengendarai mobilnya menuju Competition Motors, di mana ahli mesinnya, Rolf Wutherich memeriksa dengan saksama mobil Spydernya untuk ikut serta dalam balapan mobil.

Mereka menuju Salina dengan ahli potret dari majalah Life, Sandy Roth dan pengalih peran (stuntman), Bill Hickman, yang mengendarai mobil yang berbeda.

Ketika keempatnya berhenti di sebuah restoran di pinggir jalan, Hickman memperingatkan Dean yang sedang minum segelas susu dingin agar tidak mengemudi terlalu kencang.

Apakah ini semacam pertanda akan terjadinya suatu tragedi? Mungkin ya mungkin tidak.

Kemungkinan Hickman hanya merasa iri karena mobil yang dikendarai mereka tidak mampu mengimbangi kecepatan mobil Porsche Spyder Dean, dan Roth ingin memotret selebritas yang kondang itu di tengah jalan.

Meski dua minggu sebelumnya Dean sudah mengatakan kepada para pemirsa TV di sebuah iklan untuk National Safety Council agar "Kemudikan mobil secara aman, nyawa yang bisa diselamatkan mungkin saja nyawaku", namun Dean rupanya memiliki kecenderungan untuk mengebut.

Siapa pun tahu, dia suka mengebut di dalam maupun di luar jalur tol.

(Baca juga:Kapal Perang Kebanggaan Nazi Jerman Ini Dianggap Terkutuk, Rententan Nesib Buruk Ini Jadi Buktinya)

Ketika dia diminta main dalam film George Stevens berjudul Giant, kontrak yang ditandatanganinya telah melarang Dean mengebut ataupun ikut balapan mobil, namun ultimatum itu tidak mampu menghentikan kesenangannya akan mobil balap.

Ketika pembuatan film di Texas berakhir, dia langsung membeli mobil balap Porsche Spyder dengan angka 130 berwarna merah di setiap pintunya, dan tulisan "Little Bastard" di bagian belakang mobil.

Apakah mungkin Hickman berfirasat buruk ketika melihat mobil mewah berwarna perak itu atau apakah dia mampu meramalkan apa yang akan terjadi?

Seandainya dia tidak merasakan apapun, dia tidak akan mengatakan apa-apa hari itu.

Tidak lama kemudian kelompok itu sudah berada di jalanan menuju ke utara di lajur Tol 99, dan sekarang jalur Tol 5.

Meski sudah diperingatkan Hickman, Dean terus menambah kecepatan hingga 68 m/ph di Grapevine Road yang jauh melampaui batas kecepatan yang diizinkan.

Dean masih diperingatkan lagi tentang kecepatan melajunya kurang lebih pukul 15.30, saat petugas polisi bernama Otie V. Hunter mengejar kendaraannya dan menyuruh Dean berhenti.

Namun surat tilang pun tidak berhasil membuat pria sembrono itu sadar karena segera setelah insiden itu, dia mengatakan kepada Hickman dan Roth untuk menjumpainya di sebuah tempat bernama "Rolf" di Paso Robles sekitar 150 mil ke utara.

Rupanya, dia berencana menjaga jarak dengan mobil rekan-rekannya.

Memang itu yang dilakukannya dengan cepat.

Dean melewati Bakersfield di jalur Tol 466 yang sekarang disebut jalur Tol 46 dan bersama Wutherich lalu berhenti di pompa bensin yang disebut Blackwell's Corners.

Dean makan sebuah apel dan minum coca cola tanpa menyadari bahwa sisa hidupnya tinggal beberapa jam lagi.

Sementara mendekati jalur Tol 466 dan 33, dia juga berjumpa dengan sepasang teman yang juga suka ngebut.

Lance Reventlow dan Bruce Kessler, yang memberitahu dirinya bahwa mereka telah ditilang gara-gara melampaui batas kecepatan hari itu juga.

Itu merupakan peringatan ketiga! Seakan-akan memang ada sesuatu yang mencoba memperingatkan Dean tentang pentingnya mengurangi laju kecepatan mobilnya dan mengenai apa yang akan terjadi seandainya hal itu tidak dilakukan.

Mungkinkah itu seorang malaikat?

(Baca juga:Saburo Sakai, Malaikat Pencabut Nyawa Para Pilot Tempur Sekutu)

Setelah pompa bensin itu, akhirnya mereka tiba di tempat pertemuan sesuai perjanjian, Hickman sekali lagi memperingatkan Dean agar melambatkan kecepatannya.

Hanya kali ini tampaknya Hickman mengutamakan keselamatan Dean, yang telah disampaikan dengan jelas seraya menambahkan bahwa dia hampir saja tidak bisa melihat mobil Spyder itu karena warna dan badan mobil yang rendah sehingga warna mobil itu seakan-akan membaur dengan warna jalanan di sekelilingnya.

Akhirnya, terjadilah

Sekali lagi Dean mengabaikan peringatan Bill dan ketika kembali ke Porschenya, dengan cepat dia memacunya kembali di jalan tol.

Dia tidak memakai sabuk pengaman dan sekitar pukul 17.30 tiba di persimpangan jalur Tol 466 dan 41 di bagian timur kota Cholame.

Wilayah itu dikenal cukup berbahaya karena terkenal dengan sebutan "titik hitam", namun Dean masih saja mengemudi dengan kecepatan 100 m/ph, diiringi sinar cahaya matahari terbenam yang menyilaukan dan hampir saja membutakan matanya.

John R. White sedang mengemudi di jalur tol ketika Dean dengan cepat mendahuluinya. Mobil Spyder perak itu ibarat sebuah peluru perak melaju di lajur beton.

Dia juga melihat mobil sedan Ford berwarna hitam dan putih yang muncul di depan dari arah berlawanan.

Tampaknya pengemudi Ford Tudor tahun 1950, Donald Turnupseed, ingin belok ke kiri dan harus memotong jalur Dean.

James juga melihat mobil yang lain itu. Dia berkata pada Wutherich, "Mobil itu harus berhenti!"

Tragisnya, meski Turnupseed sudah melihat mobil Spyder itu, terlambat baginya untuk berhenti.

Dia juga berupaya keras melakukannya. Setelah menginjak rem Fordnya, ternyata mobilnya masih melaju dengan kecepatan 30 feet di jalan tol itu.

Akibatnya terjadi benturan keras dan mengerikan. Meski sisi depan kiri mobil Ford itu nyaris tak menyentuh mobil Porsche, hal itu sudah cukup membuat Spyder yang berbobot 700 kilogram itu melayang setinggi 49 feet ke udara.

Rolf, yang juga tidak memasang sabuk pengaman, langsung terlempar keluar sehingga tulang rahangnya patah dan tulang pahanya hancur.

(Baca juga:Gara Gara Ibunya Mendoakan Buruk Sang Anak Mati Mengenaskan)

Kondisi James jauh lebih mengenaskan.

Spyder itu hancur lebur seperti kaleng tembaga dan mengubur Dean dalam tumpukan logam setajam pisau disertai cedera kepala yang hebat.

Sekitar satu jam kemudian, dia meninggal dalam perjalanan keunit gawat darurat dan akhirnya dinyatakan mati di Paso Robles Hospital.

Yang mengherankan, Turnupseed selamat dalam kecelakaan itu, namun trauma yang dialaminya terus menghantuinya seumur hidup.

Dia menghabiskan sisa hidupnya di Tulare dan menolak berkomentar tentang kejadian di malam naas itu.

Sungguh menarik mengetahui apakah "kutukan" Dean terus menerus akan menyentuh kehidupannya setelah peristiwa kecelakaan itu ... seperti halnya banyak orang lain, termasuk Rolf Wutherich.

Meski Wutherich bertahan hidup setelah kecelakaan itu, fisiknya tak pernah pulih sepenuhnya akibat cedera.

Setelah kembali ke Jerman, dia meninggal tahun 1981 akibat kecelakaan mobil.

Tak ayal lagi, seperti kebanyakan orang, dia tidak ingin melihat atau dikaitkan dengan mobil itu.

Lebih buruk lagi, kekuatan jahat mobil itu tidak berakhir dengan kematian Dean. "Little Bastard" terus menerus menimbulkan kematian dan cedera.

Korban berikut

"Kutukan sial" itu tampaknya berhasil melepaskan diri dari pelintiran dan tumpukan logam itu dan masih tetap ada hingga bulan Maret 1959, ketika terjadi kebakaran di bengkel Fresno, tempat penyimpanannya.

Itu pun baru merupakan awal dari sederet kecelakaan dan malapetaka yang bisa dihubungkan dengan mobil tersebut.

Beberapa minggu kemudian, terjadi kecelakaan lainnya.

Tahun 1959, kepopuleran Dean masih berada di puncak dan kecelakaan yang menimpanya masih diingat banyak orang.

Karena itu, California State Highway Patrol memindahkan mobil yang hancur itu ke sekolah menengah setempat untuk mendidik para remaja tentang pentingnya mengemudi dengan aman.

(Baca juga:Jadi Presiden Amerika dan Lahir di Tahun yang dapat Dibagi 20, ‘Kutukan Maut’ Siap Menyambut)

Diperkirakan Dean mengemudi dengan kecepatan antara 85-100m/ph ketika kecelakaan itu terjadi.

Tampaknya mobil Porsche yang hancur itu merupakan contoh ideal akan bahaya kecepatan mengemudi tanpa batas.

Namun, akhirnya mereka menyesali keputusan itu. Ketika Porsche itu mendekati kota Salina, mobil yang membawanya mengalami kecelakaan hebat.

Dampaknya sungguh luar biasa sehingga pengemudi truk itu, George Barhuis, terlempar keluar dari mobil.

Akibatnya, Porsche itu terguling dari badan truk dan akhirnya menindih tubuhnya hingga hancur dan tewas di tempat sebagai korban yang kesekian.

Meski telah terjadi tragedi terakhir, pameran mobil itu tetap populer.

Orang berdatangan untuk melihat mobil James Dean dan pemiliknya, George Barris (nama yang anehnya sangat mirip dengan nama korban kedua mobil itu) memutuskan bahwa pameran mobil itu akan terus dilanjutkan ke negara bagian lainnya.

Tentu saja masih terjadi kecelakaan lain.

Pada 30 September yang merupakan ulang tahun kematian Dean, seorang anak laki-laki berusia lima belas tahun menjadi korban berikutnya mobil itu.

Dia sedang berdiri kurang lebih setengah meter dari tempat pameran dan mungkin sedang mencermati dengan penuh rasa kagum, ketika secara tiba-tiba tiga rantai mobil itu terlepas seolah-olah dipatahkan tangan perkasa.

Anak itu menjerit ketika mobil itu meluncur ke depan dan melindasnya. Kedua tungkai anak itu patah namun dia bertahan hidup.

Korban berikutnya tidak seberuntung itu.

Beberapa minggu kemudian mobil maut itu sekali lagi dipindahkan ketika peristiwa malang lain terjadi.

Kali ini, mobil itu secara harfiah hampir membelah dua sebuah truk hingga mencium lantai jalanan.

Rongsokan mobil itu lalu menimbulkan kecelakaan fatal lainnya sebelum diangkat dari badan jalan.

Di tahun 1960, pemiliknya akhirnya menyerah dan memutuskan mengirim Porsche itu kembali ke rumahnya di California untuk pensiun selamanya.

Mobil itu dimasukkan ke sebuah mobil box di Florida dan pintunya dikunci dengan aman.

Ketika kereta api tiba di Los Angeles, kunci mobil box itu masih utuh - namun mobil Porsche itu lenyap!

Meski dicari oleh para detektif, mobil itu tidak pernah ditemukan lagi.

Mungkin mobil itu telah kembali ke neraka yang merupakan tempat asal usulnya.

Atau mungkin saja dia berada di sebuah tempat rahasia hingga kini - dan tetap menyebarkan maut, mencederai serta menimbulkan kesialan kepada siapa saja yang melihatnya?

(Baca juga:Misteri Jejak Kaki di Atas Batu Nisan yang Tak Bisa Dihapus dengan Cara Apa pun, Konon Milik Seorang Nenek Sihir)

Akibat tenung?

Namun, ada yang beranggapan bahwa apapun kutukan yang tertuju pada Dean bukan hanya mengenai mobilnya saja melainkan juga mengenai orang-orang yang dicintainya.

Ketiga aktor utama dalam film Rebel without A Cause mengalami kematian tragis di usia muda.

Sal Mineo, salah satu sahabat Dean baru berusia 37 tahun di tahun 1975 ketika dia ditusuk sampai mati di Best Hollywood Alley.

Seorang teman lain dan rekan main film Dean, Natalie Wood baru berusia 43 tahun ketika ditemukan tenggelam dalam sebuah kecelakaan kapal yang tragis.

Nick Adam, yang juga ikut berperan kecil dalam film itu, kelak dikenal sebagai "Johnny Reb" di sebuah tayangan mingguan di serial televisi; namun, kariernya berakhir ketika dia mati pada usia 36 tahun karena overdosis.

Andaikan Dean dan mobil Porschenya dikutuk, bagaimana semua ini terjadi? Siapa sesungguhnya yang mengutuk aktor kondang itu? Tampaknya semua orang menyayangi dan mengaguminya, baik yang tua maupun yang muda.

Banyak orang berani mengatakan, tidak ada kutukan sama sekali, namun memang ada roh jahat yang menguasai Porsche itu sejak lama.

Atau mobil itu sendiri memang jahat, mirip dengan Chrysler Fury dalam film Stephen King berjudul Christine.

Yang lain berani mengatakan bahwa kematian Dean disebabkan keterlibatannya dalam ilmu tenung dan ketertarikannya dengan ilmu sihir, karena ikut terlibat dalam kegiatan semacam itu di Los Angeles.

Dean dianggap tertarik dengan ilmu sihir ketika berpacaran dengan Maila Nurmi, seorang aktris yang berperan dalam film Vampira.

Karena khawatir hubungan mereka bisa berpengaruh negatif terhadap kariernya, secara terbuka dia mengumumkan bahwa dia tak berpacaran dengan Nurmi.

Faktanya, dia memberitahu kolumnis gosip Hedda Hoppe bahwa dia tidak pernah berpacaran dengan Nurmi.

Rumor yang beredar menyebutkan, Nurmi tidak terima dengan pengumuman secara terbuka itu dan akibatnya mungkin dia menjatuhkan tulah pada Dean.

Atau mungkinkah ada penenung lain yang bertanggungjawab atas hal itu?

Apapun yang telah membunuh James Dean, kehidupan dan kematiannya tidak pernah dilupakan orang.

Andy Warhol menulis dalam Interview Magazine, "Dia bukan pahlawan kita karena dia sempurna, melainkan karena dia mewakili segala kekacauan itu dengan sempurna dan menumbuhkan semangat yang indah di masanya."

Apapun sumber daya tariknya, mania Dean tetap berlanjut dan ribuan pengagumnya yang benar-benar mengagungkan pria ini bertemu secara teratur di tempat pemakamannya di pekuburan Fairmont di Indiana.

Rumor mengatakan, fenomena paranormal terkait dengan James Dean terus berlanjut.

Banyak pengagumnya berani bersumpah, James Dean telah hidup kembali dari kuburnya.

(Baca juga:Warga Dusun Kasuran: Jangan Tidur di Kasur Jika Ingin Terbebas dari Santet)

Ada laporan yang mengatakan telah melihat mobil Porsche itu melaju di jalur tol di tempat Dean terbunuh.

Di mana sesungguhnya mobil Porsche Spyder itu atau di mana keberadaan jenasah James Dean?

Seseorang dianggap telah mencuri jenasahnya dari kubur dan akhir-akhir ini, nisan kuburannya juga dicuri meski kemudian cepat-cepat dikembalikan.

Tidak mengherankan kalau Dean merasa cukup terganggu untuk muncul kembali di muka bumi ini.

(Artikel ini pernah dimuat di Buku Ratapan Arwah; Kisah Nyata Kutukan & Tulah – Intisari)

Artikel Terkait