Di Sekolah Marinir AS Ini Syarat Lulusnya Dianggap Nyaris Mustahil oleh Banyak Orang

Ade Sulaeman

Penulis

Pelatihan Sniper USMC

Intisari-Online.com - Dalam sejarah tempurnya para sniper marinir AS (USMC) telah dikenal sebagai penembak jitu dengan kill tinggi.

Prajurit USMC Sersan Carlos Hathcock yang populer sebagai sniper ternama di Perang Vietnam termasuk salah satu nya.

Prestasi sniper USMC yang sangat luar biasa itu bukan merupakan suatu kebetulan melainkan berkat pelatihan yang sangat keras di sejumlah sekolah sniper yang dimiliki USMC.

Dari sisi program pelatihan sekolah sniper USMC bahkan dikenal sebagai ajang penggembelengan sniper terbaik di seluruh dunia.

Sekolah sniper USMC, Scout Sniper Basic Course berada di wilayah AS yang memiliki hutan tropis, Kaneohe Bay Regimental School, Hawaii.

(Baca juga: Sniper Ini Merayap Sejauh 2,5 Km Selama 4 Hari Demi Menembak Seorang Jenderal Vietcong)

Dengan fasilitas pelatihan yang sangat lengkap Scout Sniper School tidak hanya difungsikan untuk pelatihan sniper tapi juga menjadi pusat pelatihan yang terintegrasi dengan unit lain.

Satuan lain yang rutin menggunakan Scout Sniper untuk menggembleng para calon snipernya adalah 3rd Marine Division, Army’s 25th Infantry Division, dan Navy Seal Delivery Team 1.

Dalam pelatihan di Scout Sniper materi yang diberikan antara lain meliputi penggunaan senjata, teknik kamuflase dan pengendapan, penempatan sniper di tempat paling strategis, dan lainnya.

Yang jelas ada motto yang selalu ditegaskan oleh para instruktur Scout Sniper, ‘’setiap personel bisa saja mendapat berbagai pelatihan teknik menembak sniper di masing-masing unitnya, tapi untuk menjadi sniper yang berkualifikasi, ia harus berlatih di Scout Sniper School’’.

Untuk menjadi siswa di sekolah Scout Sniper tidak mudah dan harus menjalani tes screening yang berlangsung selama dua hari.

(Baca juga: Thomas Plunkett Sniper Jagoan Inggris di Era Perang Napoleon yang Sukses Jatuhkan Seorang Jenderal Prancis)

Tes yang harus dilalui calon siswa Scout Sniper antara lain kesemaptaan jasmani, kemampuan berenang, navigasi darat, lari beban, kemampuan observasi malam, dan lainnya.

Selama dua hari tes fisik dan mental itu calon siswa sniper hanya diijinkan tidur selama 4 jam saja.

Selain tes kemampuan fisik, tes mental yang disyaratkan calon sniper Scout Sniper adalah pribadi yang memiliki mental selalu bertanggung jawab dan tidak gampang terpengaruh isu-isu negatif.

Kestabilan mental dan kepribadian kuat bahkan menjadi syarat pokok yang paling utama.

Karena selain bertugas sebagai penembak jitu terlatih, seorang sniper juga bertugas menginformasikan perkembangan di garis depan pertempuran.

(Baca juga: Francis Pegahmagabow, Pionir Sniper Kanada yang Jadi Inspirator Para Sniper Muda tapi Kurang Mendapat Perhatian dari Pemerintahnya)

Laporan berkualifikasi satu itu langsung disampaikan kepada komandan tertinggi dengan syarat informasi harus akurat dan tanpa ditambahi info dari sumber-sumber lainnya yang kurang dipercaya.

Bagi siswa calon sniper yang lolos tes screening ia juga harus lolos pada pelatihan dasar yang berlangsung selama satu bulan.

Latihan dasar pada minggu pertama berupa teknik mengendap, kemampuan observasi, pemahaman komunikasi radio khusus sniper, dan latihan fisik lainnya.

Pada minggu kedua siswa mendapat kursus penajaman latihan pengendapan, teknik menembak di malam hari, mencari jejak dan membangun lokasi persembunyian sekaligus sarang untuk melaksanakan penembakan.

Latihan minggu ketiga adalah teknik menemukan sasaran, teknik mengintai dan memberikan penilaian terhadap markas musuh, teknik mengamati pergerakan pasukan musuh, dan lainnya.

Pada mingu keempat semua siswa sniper melaksanakan latihan akhir berupa teknik menembak pada jarak 900 meter dan penembakan jarak jauh lainnya.

Siswa yang lulus bisa langsung ditempatkan di pasukan tingkat peleton atau melanjutkan pelatihan di Scout Sniper. Dalam setiap pelatih lanjutan , sniper USMC biasanya dilatih menggunakan beragam senjata sniper seperti senapan runduk M-24, Remington M700, M40, M110, dan lainnya.

Pelatihan lanjutan sniper di Scout Sniper yang berlangsung selama 2 tahun terbagi ke dalam tiga tahap.

Tahap pertama mencakup penguasaan navigasi dan menembak jitu. Pada fase ini latihan menembak jitu dilakukan dari jarak jauh yang terukur sampai jarak paling jauh yang bisa dilakukan peserta pelatihan.

Fase latihan sniper tahap kedua adalah teknik mengendap atau mendekati sasaran tanpa terdeteksi lawan, latihan menembak di lapangan baik saat melancarkan serangan maupun counter sniper, dan teknik penyampaian komunikasi rahasia ke pasukan induk tentang posisi serta kekuatan lawan berdasar pengintaian dari jarak dekat.

Tugas sniper sebagai pengintai musuh merupakan latihan yang ditekankan di Scout Sniper karena informasi yang disampaikan dari garis depan akan sangat menentukan jalannya pertempuran.

Sasaran yang harus dieliminasi sesuai doktrin yang diajarkan Scout Sniper juga merupakan sasaran khusus sehingga dibutuhkan kesabaran tinggi dan ketangguhan fisik untuk bisa menjalankan tugasnya.

Tahap ketiga pendidikan lanjutan sniper Scout School adalah merupakan gabungan tahap satu dan kedua berupa latihan mengendap ke sasaran hingga jarak 200 tanpa terdeteksi instruktur dan kemudian baru melepaskan tembakan kea rah sasaran.

Jika salah satu sasaran berhasil ditembak, instruktur akan memberikan sasaran lainnya dan harus bisa ditembak tanpa terdeteksi sama sekali.

Latihan merayap, mengendap, hingga berhasil menembak sasaran terus dipertajam dan berlangsung paling sedikit selama satu bulan.

Latihan lainnya bagi sniper khususnya bagi USMC adalah latihan tempur bertahan dan menyerang.

Latihan bertahan adalah tetap berada di posisi sambil mendeteksi serangan tim lawan dan dilanjutkan dengan persiapan untuk melancarkan serangan balasan.

Dalam posisi bertahan tim sniper tidak bisa bergerak kemana pun dan hanya bisa menunggu datangnya musuh. Latihan menunggu dan menyerang itu biasanya menggunakan peluru cat.

Pihak yang bertindak sebagai penyerang diperagakan oleh instruktur yang berusaha terus mencari tempat persembunyian para sniper.

Jika instruktur pencari bisa ditembak, latihan bertahan dan kemudian menyerang itu bisa dianggap berhasil.

Tapi latihan yang paling berhasil adalah ketika instruktur yang berusaha mencari tempat persembunyian para sniper gagal menemukan lokasinya.

Ketika instruktur gagal menemukan lokasi persembunyian siswa sniper mereka akan memberi kode tertentu.

Baik pelatih maupun siswa yang dilatih sama-sama bertepuk tangan karena telah sukses memberikan pelatihan terbaik yang sekaligus merupakan ciri khas dari sistem pendidikan Scout Sniper School USMC, yakni siswa telah berhasil mengalahkan para pelatihnya.

Artikel Terkait