Penulis
Intisari-Online.com - Sebagai kapal perang paling besar di dunia pada zamannya, hadirnya kapal perang Nazi, Bismarck, ke gelanggang pertempuran sontak menimbulkan kegemparan di kalangan Sekutu, khususnya Inggris.
Sebetulnya kemunculan Bismarck memang sudah dapat diduga karena kapal perang raksasa yang dibangun sejak tahun 1936 ini diperkirakan rampung sekitar 3 tahun kemudian.
Bismarck tepatnya diluncurkan tanggal 24 Agustus 1940, pada saat PD II sedang berkecamuk dengan hebat-hebatnya dan Nazi Jerman sediri banyak sekali meraih kemenangan di medan tempur Eropa.
Pasukan Inggris yang baru saja digasak mundur Nazi di wilayah Yunani langsung mempersiapkan armadanya secara besar-besaran guna mencari dan menghadang Bismarck.
Semua armada Inggris yang berpangkalan di Scapa Flow dikerahkan dengan target menemukam Bismarck secepatnya.
Bismarck saat itu dikawal oleh kapal perang yang juga merupakan saudara tuanya, Prinz Eugen.
Lautan Atlantik segera dipenuhi oleh kapal-kapal perang Inggris ukuran besar kecil seperti HMS Hood, Prince of Wales, Norfolk, Suffolk, Birmingham, Manchester, King George V, dan kapal induk Victorious.
Setelah pencarian yang melelahkan selama tiga hari posisi Bismarck dan Prinz Eugen berhasil ditemukan oleh armada Inggris.
Pertempuran laut yang seru pun berkobar. Kapal perang Inggris yang berhasil mencegat Bismarck dan Prinz Eugen antara lain, Suffolk, Norfolk, Hood, dan Prince of Wales.
Namun karena yang bisa menandingi Bismarck dan Prinz Eugen hanya Hood serta Prince of Wales, baik Suffolk maupun Norfolk hanya menonton.
Tembak-menembak antara empat kapal raksasa yang tengah bertarung berlangsung sengit.
Tapi karena kapal perang Inggris kalah kuat dan sialnya lagi juga salah strategi, Hood yang dihujani tembakan meriam dari Bismarck dan Prinz Eugen meledak terbakar, patah jadi dua, kemudian tenggelam bersama ribuan pelautnya.
Prince of Wales dan dua kapal perang lainnya memilih mundur dari pertempuran, sedangkan Bismarck dan Prinz Eugen meneruskan perjalanannya.
Bismarck sendiri hanya mengalami kerusakan ringan dan Prinz Eugen tanpa kerusakan apapun.
Tapi kerusakan ringan yang dialami Bismarck sekalipun ringan cukup vital karena tangki bahan bakarnya bocor dan meninggalkan jejak berupa alur panjang di atas lautan Atlantik.
Jejak itu dengan cepat ditemukan pesawat pengintai Inggris dan rencana balas dendam untuk meghancurkan Bismarck pun dirancang lagi.
Upaya untuk menemukan kembali Bismarck ternyata cukup mudah, pesawat-pesawat pembom torpedo pun segera diluncurkan dari kapal induk Ark Royal.
Tapi dari 15 torpedo yang dijatuhkan hanya satu yang berhasil mengenai sasaran.
Sebaliknya meriam penangkis udara Bismarck berhasil merontohkan satu pesawat pembom.
Namun, torpedo yang berhasil mengenai Bismarck ternyata merusakkan kemudi kapalnya sehingga arah pergerakan Bismarck menjadi tak terkendali dan hanya berputar-putar saja.
Melihat kondisi musuhnya sudah makin lemah dan tidak bisa berlayar sesuai jalur, kapal-kapal perang Inggris dan pesawat-pesawat pembomnya segera datang mengeroyok Bismarck.
Setelah puluhan torpedo dan bom dilepaskan oleh kapal perang dan pesawat Inggris hingga stoknya habis, Bismarck akhirnya berhasil ditenggelamkan ke dalam laut.
Meskipun demikian, ketika dilakukan penyelidikan setelah PD II usai, mesin-mesin Bismarck yang sudah dihujani ribuan ton bom dan tenggelam itu ternyata masih tetap bagus.