Intisari-Online.com – Upacara selamatan diadakan pada waktu anak mencapai usia tiga, lima, atau tujuh lapan, yaitu bila umurnya sudah tiga, lima atau tujuh kali 35 hari (satu lapan = 35 hari).
Di antara ketiga selamatan itu biasanya yang diutamakan mitunglapani, sebab umunmya pada waktu itu si anak sudah mulai berdiri atau belajar berjalan.
(Baca juga: Demi Cinta dan Menikah dengan Pria Jawa Tengah, Perempuan Italia Ini Rela Menabung 2 Tahun untuk Ongkos ke Indonesia)?
Sebelum selamatan anak itu ditaruh di dalam sebuah kurungan ayam dengan beberapa ekor anak ayam.
Di dalam kurungan itu juga ditaruhkan nasi ketan kuning, sejumlah uang logam, beberapa potong perhiasan berharga seperti gelang emas, di samping alat-alat pertanian dan alat-alat tulis. Maksudnya untuk meramalkan nasib anak itu.
Misalnya kalau anak itu memegang uang atau perhiasan. Dikatakan bahwa ia kelak akan menjadi kaya oleh perdagangan.
Kalau misalnya gapaiannya yang pertama alat-alat tulis, ia akan menemukan masa depannya di bidang profesi atau pamong praja, jika ia menyentuh alat-alat pcrtanian, ia akan menjadi petani.
Setflah ltu anak tersebut dimandikan dengan air rendaman beberapa jenis bunga (banyu setaman).
Seusai dimandikan ia disuruh memanjat sejenis tangga yang bertingkat tujuh, terbuat dan batang tebu.
Kemudian ia disuruh melewati tujuh macam jenang (juadah). Selanjutnya anak ini dipimpin untuk pertama kalinya mengingakkan kakinya ke bumi yang maknanya memperkenalkan si anak dengan tanah.
(Baca juga: Pasukan Khusus Arab Saudi Jumlahnya Terbesar di Dunia, Soal Keselamatan Raja Arab Saudi Mereka Tak Percaya Siapa pun)
Ini berhubungan dengan anggapan bahwa bumi yang menjadi pemberi hidup kepada manusia dan hewan, menyimpan banyak bahaya dan rahasia di dalam garba-nya (kandungannya), sehingga upacara perkenalan itu harus dilakukan dengan upacara dan persiapan sebaik-baiknya.