Gila, Korea Utara Bebaskan Tahanan Asal AS tapi dalam Kondisi Koma, Ini Pertanda Apa?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Otto dipulangkan dalam keadaan koma

Intisari-Online.com -Seorang pemuda warga Amerika Serikat, Otto Warmbier (21 tahun) , yang ditahan oleh militer Korea Utara karena dituduh melakukan kejahatan terhadap pemimpin Korut, Kim Jong Un, telah dibebaskan pada pertengahan bulan Juni ini.

Tapi Otto yang telah dijatuhi hukuman 15 tahun pada bulan Maret 2016 tahun lalu itu telah dipulangkan ke AS … tapi dalam kondisi koma.

(Baca juga:Ternyata Kondisi Dalam Negeri Korea Utara Ternyata Tidak Seseram Yang Diberitakan Media Barat, Inilah Bukti-Buktinya)

Setelah dijatuhi hukuman, Otto kemudian dikirim ke kamp kerja paksa Korut yang terkenal kejam dan mirip kamp konsentrasi Nazi untuk menampung orang Yahudi pada Perang Dunia II.

Otto yang tertarik terhadap kehidupan warga Korut memasuksi Korut sebagai turis lewat biro pariwisata yang dikelola oleh China.

Meskipun Korut merupakan negara komunis yang sangat tertutup, di China ada sekitar 30 agen wisata yang melayani turis mancanegara untuk berwisata ke Korut.

Setiap tahun puluhan ribu turis asal China memasuki Korut, termasuk 4.000 orang turis lainnya yang bukan merupakan warga China.

Pemerintah Korut sendiri tidak melarang turis asal AS yang beranjang sana ke Korut melalui biro-biro pariwitasa yang dikelola oleh China.

Korut juga menolak bahwa penangkapan dan penahan Otto terkait hubungan AS-Korut yang masih panas hingga saat ini.

Kesalahan Otto mungkin termasuk sepele. Ia mencopot banner propaganda yang ada fotonya Kim Jong Un di hotel tempatnya menginap dan menyimpannya dalam tas buat kenang-kenangan.

Otto ketika ditangkap pemerintah Korea Utara
Tapi aparat keamanan Korut yang ditempatkan di berbai lokasi memergoki Otto dan menahannya karena telah dianggap menghina Kim Jong Un.

Di pengadilan Korut, Otto dijatuhi hukuman 15 tahun, dikirim ke kamp kerja paksa, lalu jatuh sakit hingga koma.

Korut berinisiatif membebaskan Otto dan memulangkannya ke AS demi pertimbangan “kemanusiaan”.

Tim medis AS yang dikirim ke Korut menggunakan pesawat khusus untuk mengevakuasi Otto, lalu membawa Otto pulang ke AS masih dalam kondisi koma.

Setelah tiba di AS dan para dokter melakukan evaluasi terhadap kondisi kesehatan Otto.

Mereka menemukan kerusakkan hebat pada jaringan saraf otaknya. Kemungkinkan untuk menyadarkan Otto pun sangat sulit.

(Baca juga:Berkat Sang Bayi, Ibu Ini Bisa Terbangun dari Koma yang Dialaminya. Caranya Benar-benar Mengharukan!)

Para dokter AS menduga jika tidak mendapatkan penganiayaan berat saat di penjara, Otto dipastikan telah dicekoki “pil tidur” yang bisa merusak jaringan saraf di otaknya.

Orangtua Otto, Fred Warmbier yang sangat berang atas kondisi anaknya, meminta agar Presiden Donald Trump segera melakukan “suatu tindakan signifikan” terhadap Korut.

Fred juga mengecam pemerintah Korut telah melakukan “tindakan gila” karena menyebabkan anaknya dalam kondisi koma yang sangat akut.

Artikel Terkait