Penulis
Intisari-Online.com -Seorang perempuan muda berusia 20 tahun dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan tak disengaja. Ia disebut mengirim pesan teks yang memaksa pacarnya bunuh diri.
Michelle Carter, yang waktu itu masih 17 tahun, membombardir Conrad Roy III dengan pesan dan telepon.
Bukan sembarangan, SMS dan telepon itu berisi doronganya supaya Roy mengakhiri hidupnya di tengah upayanya berjuang mengatasi depresi dan niat bunuh diri pada Juli 2014 lalu.
(Baca juga:Miris! Perampokan dan Pembunuhan Sadis Terjadi di Lampung, Para Pelaku Masih Berusia Belasan Tahun)
Saat persidangan terakhir belum lama ini, hakim Massachiusetts Lawrence Moniz mengatkan bahwa bunuh diri itu “terbukti dan tak terbantahkan lagi, tindakan Carter telah menyebabkan kematian Roy.
Mayat Roy ditemukan di truk pik-up miliknya di tempat parkir sebuah toko. Roy meninggal akibat keracunan karbon monoksida.
Selain bukti SMS, pengadilan juga mendengarkan rekaman telepon Carter kepada Roy sesaat sebelum kematiannya.
Moniz bilang bahwa Carter menginstruksikan Roy untuk kembali ke truk setelah melangkah keluar, karena tahu betapa mematikannya lingkungan sekitarnya.
Bukti-bukti yang memberatkan Carter adalah banyak pesanya pendek yang ia kirim kepada pacarnya itu.
“Jika kau ingin melakukan seperti apa yang kau katakan, lakukan hari ini juga,” bunyi salah satu pesan.
“Kau telah siap dan bersiap. Yang harus kau lakukan adalah menghidupkan generator dan kau akan bebas dan bahagia. Tak ada lagi yang perlu ditunggu,” bunyi yang lain.
Dan Carter pun menangis tersedu-sedu saat vonis dibacakan.
Pasangan Carter-Roy bertemu pertama kali pada 2012. Meski tempat tinggal keduanya jaraknya tidak begitu jauh, keduanya jarang bertatap muka. Komunikasi lebih mereka lakukan via telepon dan SMS.
Pengacara Carter, Joseph Cataldo, ketika di pengadilan mengatakan bahwa Roy sempat mewacanakan agar mereka meniru Romoe-Juliet, dua pencinta tragis karangan Shakespeare. Tapi Carter, menurut Cataldo, tak ingin melakukan itu.
“Roy berada pada jalur ini (depresi) untuk menjalani hidupnya selama bertahun-tahun. Itu adalah gagasan dari Roy untuk menjalani hidupnya sendiri. Itu bukan gagasan Carter. Ini adalah bunuh diri, bunuh diri yang menyedihkan dan tragis, tapi bukan pembunuhan,” bela Cataldo.
Tapi jaksa punya persepsi yang berbeda dalam membaca kasus ini.
Ia mengatakan bahwa Carter, yang tidak pernah otoritas terkait atau orangtua Roy saat ia meninggal, menginginkan simpati dan perhatian yang datang dengan menjadi “pacar yang berduka”.
Untuk sementara, Carter dibebaskan dengan jaminan dan akan muncul kembali untuk pembacaan vonis pada 3 Agustus nanti.