Penulis
Intisari-Online.com -Marilyn Monroe ditemukan meninggal di atas ranjangnya di rumah Brenwood oleh psikiaternya, Dr. Ralph Greenson. Waktu itu pagi hari tanggal 5 Agustus 1962.
Greenson sendiri datang ke rumah itu setelah dipanggil oleh penggurus rumah tangganya, Eunike Murray, yang menginap di rumah itu. Ia terbangun pada 03.00 pagi dan merasakan “ada yang tidak beres” dengan tuannya.
(Baca juga:Foto Marilyn Monroe Berusia 20 Tahun Terjual Rp83 Juta)
Ini bermula ketika Murray melihat ada cahaya di bawah pintu kamar tidur Monroe, tapi ketika mengetuknya, tak ada tanggapan sementara pintu kamar itu terkunci dari dalam.
Kematian Monroe akhirnya dikonfirmasi kebenarannya oleh dokter pribadi Monroe, Dr. Hyman Engelberg, yang datang ke rumah sekitar pukul 03.50 pagi.
Kematian Monroe yang tak terduga sontak menghiasai halaman depan surat kabar Amerika Serikat dan Eropa. Menurut Lois Banner, “Kejadian bunuh diri di Los Angeles meningkat dua bulan setelah kematian Monroe.”
Sementara itu, Chicago Tribune melaporkan bahwa mereka telah menerima ratusan panggilan telepon dari segenap masyarakat yang meminta informasi tentang kematian Monroe.
Dan inilah video yang disebut sebagai rekaman terakhir Marlyn Monroe sebelum kematiannya itu.
Seniman Prancis Jean Cocteau berkomentar bahwa kematiannya seharusnya menjadi pelajaran yang mengerikan bagi semua orang, yang pekerjaannya adalah memata-matai dan menyiksa bintang film.
Rekannya sesama artis Laurence Olivier menganggap Monroe sebagai korban sempurna dari baliho dan sensasi, sementara sutradara Bus Stop Joshua Logan menyatakan bahwa ia adalah “Salah satu orang yang paling tidak dihargai di dunia.”
Pemakamannya, yang dilangsungkan di Westwood Village Memorial Park Cemetery pada 8 Agustus, berlangsung sangat pribadi dan hanya dihadiri oleh rekan-rekan terdekatnya. Meski demikian, ratusan pemujanya memadati jalan-jalan di sekitar pemakamannya.
Kita tahu, popularitas Monroe adalah gabungan dari kegemilangan dan kontroversi. Di satu sisi, ia tetap dianggap sebagai simbol seks, ikon kecantikan, dan satu salah satu bintang paling moncel di Hollywood di masanya.
Sementara di sisi lain, Monroe juga diketahui punya kehidupan pribadi penuh masalah, masa kecil yang tidak baik-baik saja, perjuangan untuk mendapat penghormatan, kematiannya, dan teori konspirasi yang berkelindan mengitarinya.
Beberapa ilmuwan dan jurnalis yang tertarik pada isu-isu feminisme, seperti Gloria Steinem dan Jacquelie Rose, juga tak luput menyorotinya.
Molly Haskell, Sarah Churchwell, dan Lois Banner, seperti halnya Steinem, melihat Monroe adalah korban dari kapitalisme studio. Yang lainnya, seperti Haskell, Rose, dan Churchwell, malah menekan peran Monroe yang punya kemampuan mengontrol publik.