Penulis
Intisari-Online.com – Ines Alves (16 tahun) adalah siswi di Sacred Heart School di Hammersmith. Ia tinggal di lantai 13 di Greenfeel Tower bersama orangtua dan kakaknya, Tiago.
Sebelum kebakaran terjadi, Ines tidak bisa tidur karena memikirkan ujian kimia GCSE yang harus dijalani esok paginya. Ia masih membaca catatan kimia miliknya.
(Baca juga:Kisah Heroik Warga Muslim dalam Kebakaran Hebat di London Bangkitkan (Kembali) Solidaritas dan Toleransi)
Tiba-tiba ia mendengar adanya kebakaran, ia pun membangunkan orangtua dan kakaknya. Lalu, masih dengan pakaian yang sama, ia menyelamatkan diri bersama keluarganya.
Ia juga masih sempat menyambar telepon genggamnya dan catatan kimianya.
“Aku mencoba untuk memperbaiki catatan kimiaku sambil menuruni tangga. Awalnya aku pikir itu hanya kebakaran kecil, tetapi ternyata tidak,” cerita Ines pada Mirror Online.
Menurutnya, mengingat apa yang terjadi, ia pikir mengikuti ujian tidak apa-apa. Ia ingin mendapat nilai A dalam kimia dan sains.
Jadi, ia memikirkan masa depannya saat memutuskan untuk tetap mengikuti ujian kimia.
Keluarga Ines kehilangan hampir semua harta bendanya. Hanya Ines yang berhasil menyelamatkan telepon genggam dan catatan kimianya.
Kakak Ines, yaitu Tiago, adalah mahasiswa jurusan fisika di sebuah universitas. Ia bilang, Ines ditelepon sekolahnya dan membolehkan tidak ikut ujian, namun Ines bersikeras untuk tetap ikut ujian.
Bencana kebakaran Grenfell Tower adalah bencana terburuk dalam kurun 30 tahun terakhir di Inggris. Bencana itu menewaskan 17 penghuninya.
Namun, diperkirakan jumlah korban lebih dari 100 orang. Sebabnya, banyak penghuninya yang terperangkap dan terbakar hidup-hidup dengan disaksikan para tetangga yang ngeri melihatnya.
Identifikasi para korban diperkirakan bisa memakan waktu berminggu-minggu. Saat ini para petugas masih berupaya mencari para korban di reruntuhan gedung berlantai 24 itu dengan bantuan anjing pelacak.