Penulis
Intisari-Online.com – Dalam memandang tidak berjodohnya seseorang, pendapat Ny. Indah Sp agak berbeda. Ia melihat tak ada orang yang tidak berjodoh asal punya niat kuat.
"Ibarat kita mau. pergi, kalau tidak ada niat bangun dari kursi ya tidak akan sampai. Umumnya orang, sudah surut langkah karena tahu jalan yang akan dilewati bergelombang atau rusak," katanya.
(Baca juga:Bermula dari Salah Sambung, Wanita Korban Air Keras Ini Akhirnya Bertemu Jodohnya)
Di mata paranormal dengan panggilan akrab Bu Iin ini, memang ada beberapa sifat yang mengalangi perjodohan.
Misalnya orang yang terlalu tertutup, perasa, dan trauma dengan masa lalu.
Orang yang traumatis biasanya takut gagal, belum apa-apa sudah mundur. Tapi yang lebih berat adalah mereka yang putus dengan pacarnya lalu ingin mendapatkannya kendati mantan pacarnya sudah punya calon.
"Kasus ini banyak saya temui, bahkan ada yang tak mau beranjak dari tempat duduknya sampai 3 jam sebelum saya mengiakan kemauannya," katanya.
Kasus begini tentu amat merepotkan, dan tidak masuk akal. Menghadapi persoalan ini Bu Iin menerapkan jurus dengan membuka wawasan, memberikan pandangan agar pemikiran sempit itu bisa dihilangkan.
Di samping faktor-faktor di atas, dari sisi paranormal ada 4 hal yang mengalangi perjodohan, yakni orang tergolong bahu laweyan, punya masalah dengan masa lalu, karena pindah rumah, dan tertahan tanaman yang tergolong panas.
Bahu laweyan adalah orang yang berkali-kali menikah atau pacaran tetapi selalu gagal. Umumnya orang seperti itu ditandai oleh adanya toh di punggung. Agar bisa kembali normal toh tadi bisa "dibersihkan" secara paranormal.
Orang yang punya masalah dengan masa lalu biasanya "dipagari" seseorang agar tidak berjodoh. Kalau ini ada, paranormal asal Bekasi ini akan melihat dulu permasalahannya. Dari situ ia akan membersihkan dengan daun-daun penangkal atau srana tertentu.
(Baca juga:Perempuan Ini Mendapatkan Jodohnya Setelah Disabet Pisau Sebanyak 32 Kali)
Dalam hal pindah rumah harus betul-betul dihitung, jangan sampai pas hari naasnya. Kalau nekat dilakukan, pengaruh buruk bisa menimpa anak-anaknya, misalnya sakit, alangan lain bahkan sukar memperoleh anak.
Bu Iin menyarankan, lebih baik berpindah rumah itu dilakukan sebelum atau sesudah hari naasnya atau 5 hari setelah hari kelahiran (puput pusar).
Dalam pandangan Marno (nama samaran) paranormal asal Yogyakarta, orang yang berat jodoh dinamakan "manusia sial". Penyebabnya berasal dari pikiran "kotor" kedua orang tuanya saat melakukan hubungan intim.
Saat itu pikiran salah satu atau keduanya melayang-layang ke hal-hal yang buruk. Mereka tidak berkonsentrasi pada apa yang sedang mereka lakukan.
Jiwa dan pikirannya tidak bersih, misalnya rasa benci pada seseorang, marah, menghina, atau perasaan lain yang negatif.
Menurutnya, hubungan intim adalah dharma, aktivitas alami, kebajikan yang tidak boleh dicampuri dengan jiwa dan pikiran yang kotor.
Filsafat Jawa sebenarnya telah mengajarkan hal ini, antara lain tertuang dalam lontar-lontar kuno Smaradahana. Tapi sekarang manusia nampaknya mengabaikan hal itu.
"Manusia sial" ini bisa ditanggulangi dengan melakukan penghormatan diri setiap hari kelahirannya. Bisa dengan selamatan kecil-kecilan atau puasa.
Pokoknya suatu aktivitas yang mengarah pada ketidaklupaan, bahwa dirinya dilahirkan di dunia tidak sendirian, tapi memiliki kakang kawah adi ari-ari.
Bagaimana kita akan dibantu dan diperhatikan oleh saudara kembar kita kakang kawah adi ari-ari kalau kita sendiri tidak pernah memperhatikan mereka.
"Saudara kembar kita itu berfungsi sebagai pelindung sekaligus membantu kita kalau kesusahan. Ini jangan dilupakan," katanya.
Dalam hal ciri fisik, Marno melihat orang yang berat jodoh tak akan menampakkan kelainan fisik. Namun dengan indera keenam, sebenarnya terlihat jelas, mereka tidak memiliki pamor (sinar) dalam tubuhnya, sehingga parasnya tidak murub (bernyala).
(Baca juga:Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pindah Rumah)
Dengan kata lain mereka sudah kehilangan daya tariknya. "Ibarat kembang mereka telah layu. "Siapa pun tak akan tertarik," kata Marno.
Lebih jauh dari aspek kejawen, paranormal ini menjelaskan, hilangnya daya tarik atau pesona tadi bisa jadi karena orang telah melupakan saudara kembarnya sendiri.
Oleh karena itu Marno menyarankan manusia berat jodoh atau "manusia sial" tadi, entah pria atau wanita harus lebih akrab dengan saudara kembarnya.
Agar enteng jodoh
Di lain pihak Jasin dan Bu Iin sepakat ada beberapa hal yang membuat orang gampang berjodoh. Jasin menyarankan agar orang selalu berpikir positif dan berniat baik.
"Yang begini akan cepat dan langgeng, walaupun dia tidak cantik atau ganteng," katanya.
Hal itu akan mempengaruhi aura, sehingga yang tergambar adalah aura yang baik.
Bila dilihat auranya, orang yang berjodoh umumnya punya warna yang sama, misalnya si pria berwarna dominan biru dan hijau, sedang wanitanya dominan biru muda dan hijau.
Sedangkan Bu Iin menilai bahwa sikap luwes namun tidak gampangan terbukti bisa mengentengkan jodoh karena bertumpu pada sifat.
"Orang memang tidak memandang harta, tetapi sikap," tegasnya.
Menurutnya, agar enteng jodoh tidaklah susah-susah amat. Cuma orang kadang terlalu memberikan persyaratan yang muluk-muluk. Minta yang ganteng, muda, pengertian, calon mertuanya baik, dsb.
"Saya katakan nggak bisa, orang itu ada kelebihan dan kekurangannya. Lebih baik cari yang sayang sama kita," kata Bu Iin, seperti yang sering ia nasihatkan pada para kliennya.
(Baca juga:Sundaland: Ketika Pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa Masih Bersatu dengan Negara Asia Tenggara Lainnya)
Untuk soal ini Bingo menyarankan agar kita lebih banyak berdoa, mengasihi, menghormati orang lain. Dengan cara itu niscaya orang lain akan terkesan.
Pada gilirannya orang pun akan tertarik. Sementara itu untuk mempercepat proses mendapatkan jodoh Bingo bisa memberi sarana berupa batu, bunga, atau gula, dsb. Tergantung enteng tidaknya jodoh.
"Pengaruhhya akan nampak simpatik, berwibawa, sumeh walaupun dia pendiam," katanya dengan logat Jawa Timurnya yang kental.
Seandainya sudah merasa cocok, Jasin menyarankan agar mereka cepat menikah saja supaya rezeki, karier mengalir lancar.
"Itu 'kan dua kekuatan. Kalau sekarang kita keluarkan Rp 500 ribu, namun sesudah menikah barangkali cuma Rp 300 ribu. Pemasukan juga pasti lebih banyak. Sebab pendamping kita juga punya rezeki."
Dengan saran yang hampir senada Bu Iin juga berucap, "Kalau sekiranya sudah cocok, sudah tahu latar belakangnya, ya jangan lama-lama, satu atau satu setengah tahun pacaran cukup."
Pada akhirnya seperti diungkap Jasin jodoh ada ditangan Tuhan, tapi tetap saja jodoh perlu diperjuangkan.
"Supaya kenal dengan orang kita perlu menebar senyum. Sesudah kenal, diajak makan. Akhirnya, menikah ... Ini semua butuh perjuangan," katanya. D (Yan/Rye/B. Soelist)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juli 1996, dengan judul asli Berat Jodoh Karena Aura)