Kota Padang Dilanda Banjir Terparah Selama 40 Tahun, Waspadai 5 Penyakit Ini yang Marak Saat Banjir!

Masrurroh Ummu Kulsum

Penulis

Setidaknya 600 unit rumah terendam air setinggi 80 hingga 150 cm, beberapa dinding rumah warga roboh, dan jembatan hanyut karena diterjang banjir.

Intisari-Online.com– Banjir besar melanda sejumlah kecamatan di Kota Padang, Sumatera Barat, pada Jumat (2/11/2018).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir melanda sejumlah kecamatan, antara lain Kecamatan Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Bungus Teluk Kabung, Padang Selatan, Padang Utara dan Pauh. Banjir tersebut menyebabkan kerusakan.

Dilansir darikompas.compada Sabtu (3/11/2018), banjir besar tersebut terjadi setelah hujan deras mengguyur Sumatera Barat selama sehari.

Baca Juga :Ini 6 Kesalahan Terbesar Pria saat Ciuman yang Membuat Gairah Wanita Seketika Meredup

Akibatnya, terjadi luapan air dari kanal banjir yang tak jauh dari lokasi pemukiman warga.

BNPB mencatat, setidaknya ada 600 unit rumah terendam air setinggi 80 hingga 150 cm.

Tidak hanya itu, beberapa dinding rumah warga roboh dan jembatan hanyut karena diterjang banjir. Bahkan ada longsor.

Bisa dibilang ini adalah banjir terparah dalam 40 tahun terakhir di Padang.

1. Diare

Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan bencana banjir. Sebab, penyebab terbesar diare adalah kebersihan individu ataupersonal hygiene.

Seperti yang kita tahu, saat terjadi banjir, sumber-sumber air minum masyarakat akan ikut tercemar. Apalagi ketersediaan air bersih juga serba terbatas.

Hal itulah yang bisa menjadi penyebab potensial penyakit diare.

Baca Juga :Banyak Tingkah dan Suka Lompat-lompat, Itu Pertanda Anak Anda Punya Kecerdasan Kinestetik Tinggi Lho

2. Demam berdarah

Pada saat terjadi bencana banjir, biasanya terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti.

Seperti yang kita tahu aitu nyamuk aedes aegypti adalah penyebab penyakit demam berdarah.

Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan, banyak sampah seperti kaleng bekas, ban bekas, dan tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan selama beberapa waktu.

Genangan air itulah yang akhirnya menjadi tempat berkembang biak nyamuk tersebut.

Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.

3. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam.

Jika berat, maka dapat atau mungkin disertai sesak napas, nyeri dada, dan lain-lain.

Baca Juga :Aduh, Orangtua yang Terlalu Disiplin Ternyata Membuat Anak-anak Jadi Pembohong Ulung

4. Penyakit kulit

Penyakit kulit dapat berupa infeksi, alergi, atau bentuk lain.

Jika musim banjir datang, maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. Seperti juga pada ISPA, berkumpulnya banyak orang juga berperan dalam penularan infeksi kulit.

5. Penyakit leptospirosis

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakitzoonosis(ditularkan melalui hewan atau binatang).

Di Indonesia, hewan yang sering menularkan bakteri ialah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya.

Pada musim hujan, terutama saat banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.

Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia sehingga kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.

Nah, seseorang yang memiliki luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit.

Baca Juga :Musim Hujan Diprediksi akan Segera Datang, Yuk Sambut dengan Makanan Penambah Kualitas Hubungan Seksual Ini

Artikel Terkait