Penulis
Intisari-Online.com -Menghadapi para penjahat yang sekarang ini banyak yang membekali diri dengan senjata api memang sangat sulit jika korbannya harus melawan.
Tapi mentalitas dan motivasi penjahat membawa senjata api pada tahap awalnya sebenarnya untuk menakut-nakuti korban.
(Baca juga:Harta atau Nyawa? Inilah yang Mesti Kita Lakukan ketika Kita Dirampok seperti Kasus di Karawaci)
Selain itu penjahat melengkapi diri sengan senjata api juga untuk meningkatkan rasa percaya diri dibandingkan ketika hanya membawa senjata tajam.
Karena motivasi penjahat membawa senjata api untuk menakut-nakuti maka ketika seseorang dirampok, misalnya sedang membawa tas atau handpone, segera lemparkan barang tersebut ke depan kaki perampok lalu tiarap.
Jika yang dirampok sepeda motor segera serahkan saja motor lalu korban segera tiarap untuk menghindari kemungkinan terburuk.
Pasalnya ketika perampok sudah mendapatkan barang yang disasar ia tidak “tertarik” lagi untuk menembak.
Kalaupun perampok melepaskan tembakan sambil berjalan atau membonceng temannya, sasaran dalam posisi tiarap akan makin sulit dibidik.
Dalam latihan menembak yang dilakukan oleh prajurit TNI atau personel Polri latihan menembak sasaran yang targetnya dalam posisi tiarap memang cukup sulit.
Posisi sasaran tiarap itu biasanya berupa piringan baja yang diletakkan sekitar 10 cm di atas tanah dan dibidik dari jarak 25 meter.
Perlu latihan menembak yang rutin dan konsentrasi penuh untuk bisa menembak sasaan berupa piringan baja itu.
Selama ini korban perampokan selalu ditembak dalam jarak dekat karena melawan dan dalam posisi berdiri.
Oleh karena itu tidak memberikan perlawanan terhadap perampok bersenjata api perlu dilakukan agar tidak kehilangan nyawa.
Lalu korban segera tiarap untuk menghindari tembakan perampok yang umumnya dilakukan secara serampangan.
(Baca juga:Perampokan di Daan Mogot: Tembakan Perampok di Kepala Tunjukan Keinginan Membunuh Korban)
Jika ada kesempatan untuk meneriaki perampok, sebaiknya dilakukan dalam jarak aman sambil berlindung seraya mengamati ciri-ciri para perampok dan kendarannya.
Jangan melakukan pengejaran di tempat terbuka karena tembakan perampok yang dilakukan membabi-buta selain bisa mencelekai pengejar juga orang lainnya.