Intisari-Online.com – Seorang perawat mengisahkan pengalamannya bekerja sebagai relawan di sebuah rumah sakit. Ada seorang gadis kecil yang menderita penyakit serius.
Satu-satunya kesempatan untuk sembuh adalah transfusi darah dari kakak laki-lakinya yang berusia lima tahun, karena ia telah mengalami penyakit yang sama dan sembuh secara ajaib.
(Baca juga: Mendambakan Sebuah Kenyamanan Tanpa Pengorbanan Itu Ibarat Mimpi di Siang Bolong)
Gadis kecil itu membutuhkan antibodi yang dibutuhkan untuk mengatasi penyakit ini.
Dokter itu menceritakan keadaan adiknya kepada anak laki-laki tersebut dan bertanya kepadanya apakah ia bersedia memberikan darahnya kepada adik perempuannya.
Anak laki-laki itu menarik napas panjang dan berkata, “Ya, saya akan melakukan ini, jika itu menyelamatkan nyawanya.”
Selama tranfusi, adiknya berbaring di tempat tidur di sampingnya. Anak laki-laki itu menatapnya dan tersenyum, tapi sedikit demi sedikit wajahnya pucat dan senyumnya memudar.
Anak laki-laki itu bertanya kepada dokter dengan suara gemetar, “Akankah saya mulai mati sekarang?”
(Baca juga: Romantis! Pasangan Lansia Ini Buktikan Cinta Sejati yang Menerima Apa Adanya Itu Nyata)
Anak kecil itu berpikir bahwa ia harus memberikan seluruh darahnya untuk menyelamatkan nyawa adik tercintanya.
Itulah cinta sejati dan pengorbanan.