Untuk Hindari Konflik Militer yang Bersakala Besar, Qatar Sebaiknya Kedepankan Penyelesaikan Secara Damai

Moh Habib Asyhad

Penulis

Pasukan Qatar

Intisari-Online.com -Pemerintah Qatar yang tampaknya tidak akan menyerah dengan pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sejumlah negara koalisi Islam memang menunjukkan negara yang tidak mudah digertak.

Untuk menghadapi kondisi terburuk Qatar bahkan sudah menyiagakan pasukan tempurnya di perbatasan Qatar-Arab Saudi.

(Baca juga:Hubungan Diplomatik Diputus, Inilah yang akan Terjadi dengan Jalur Penerbangan Qatar Airways ke Depannya)

Meskipun hanya memiliki kekuatan tempur yang tidak seberapa dibandingkan Arab Saudi, Qatar merasa percaya diri karena telah membentuk koalisi militer dengan AS, Inggris, Kanada, dan Turki.

Selain itu Qatar yang selama ini berhubungan baik dengan Iran, tampaknya juga akan dibantu Iran jika sampai pecah bentrokan bersenjata dengan Arab Saudi dan koalisinya.

Tapi jika negara-negara yang notabene merupakan koalisi Qatar itu tidak membantu, kekuatan militer Qatar benar-benar tidak berdaya.

Pasalnya sejumlah negara yang telah memutuskan hubungan diplomatik merupakan negara-negara yang memiliki kekuatan militer sangat besar.

Negara tetangga Qatar, Uni Emirat Arab yang telah memutuskan hubungan diplomatik, memiliki pasukan sebanyak 65.000 personel, 545 tank, dan 444 pesawat tempur.

Mesir yang belakangan turut memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar memiliki lebih dari 1000 jet tempur, ribuan tank, ratusan kapal perang, dan memiliki pasukan tempur sebanyak 470 ribu personel.

(Baca juga:Dunia akan Jauh Lebih Damai saat Timur Tengah Damai)

Di antara negara koalisi Islam yang telah sepakat untuk memerangi terorisme dan dekat dengan Qatar hanya Oman yang jika berperang dengan Qatar bisa kalah.

Oman hanya memiliki sekitar 37 pesawat tempur dan 100-an serta 20-an kapal perang.

Namun, daripada Qatar mengalami kehancuran jika harus berperang baik dengan dibantu oleh koalisi militernya maupun tidak, sebaiknya Qatar melakukan perundingan damai.

Pasalnya kawasan Timur Tengah sudah terlanjur babak belur oleh peperangan dan Qatar tidak perlu menambah front pertempuran yang baru.

Artikel Terkait