Ayah Ini Dituduh sebagai Teroris Neo-Nazi Setelah Berpose Bersama Anaknya dengan Topeng Ku Klux Klan

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Dalam foto itu, si pria anggota neo-Nazi sedang menggendong putranya yang baru lahir sembari mengenakan topeng Ku Klux Klan (KKK).

Intisari-Online.com -Seorang laki-laki Oxfordshire, Inggris, telah didakwa sebagai teroris Neo-Nazi gara-gara sebuah pose dalam foto.

Memang bukan pose sembarangan sih.

Dalam foto itu, si pria sedang menggendong putranya yang baru lahir sembari mengenakan topeng Ku Klux Klan (KKK).

Seperti yang telah diketaui, Ku Klux Klan, atau dikenal juga sebagai “The Klan”, merupakan sebuah kelompok rasis ekstrem-kanan di Amerika Serikat.

Kelompok ini punya keyakinan bahwa bahwa ras kulit putih adalah ras terunggul.

Baca Juga : Di Masa Jayanya, Kelompok Rasis Sekaligus Teroris Ku Klux Klan Pernah Unjuk Kekuasaan Lewat 'Parade Militer'

Pria bernama Adam Thomas (22) itu, bersama pasangannya, Claudia Patatas (38), juga memberi nama tengah “Adolf” kepada anak mereka—sebagai bentuk penghormatan kepada pemimpin tertinggi Nazi, Sang Fuhrer Adolf Hitler.

Foto-foto lain, yang oleh pengacara Barnaby Jameson disebut sebagai “album keluarga Thomas-Patatas, menunjukkan Thomas yang berkostum KKK mengangkat parang di depan bendera Konfederasi Amerika.

Karena foto-foto itulah Thomas dan Patatas, keduanya tinggal di Banbury, Oxfordshire, Inggris, dituduh sebagai anggota kelompok aksi teroris sayap kanan, National Action.

National Action merupakan organisasi neo-Nazi sayap kanan yang berbasis di Inggris yang didirikan pada 2013 lalu.

Organisasi ini bersifat rahasia dan memiliki aturan di mana anggota dilarang berbicara secara terbuka tentang organisasi.

Dilansir dari Daily Mail, kelompok ini telah dilarang keberadaannya di Inggris pada Desember 2016.

Rekan terdakwa, Daniel Bogunovic (27) dari Leicester juga menghadapi tuntutan yang sama.

Baca Juga : Tak Langsung Berkulit Putih! Meski Bermata Biru, Manusia Modern Pertama Inggris Ternyata Berkulit Hitam dan Berambut Keriting

Sejumlah memorabilia Nazi dan atribut-atribut ultra-kanan, dan bendera National Action, lencana dan spanduk, juga ditemukan di rumah pasangan itu.

Pihak berwajib juga menyita apa yang digambarkan oleh jaksa penuntut sebagai koleksi senjata “ekstensif”—termasuk busur, kapak, dan pisau.

Pasangan itu juga diduga mempunyai poster yang menempel di lemari es mereka dengan tulisan, “Inggris milik kita—sisanya harus pergi!”.

Selain itu, Thomas juga dituduh dalam kepemilikan terbitan terlarang, The Anarchy Cookbook, yang berisi instrumen pembuatan bom.

Kepada para juri di Pengadilan Birmingham, Jameson menunjukkan foto-foto termasuk yang ada di memory card yang ditemukan di rumah pasangan itu.

Dalam foto itu tampak Patatas sedang menggendong bayinya sementara di sampingnya ada pria memegang bendera swastika dan melakukan salam ala Nazi.

Dalam sebuah pesan singkat kepada loyalis Nazi yang lain, Patatas pernah bilang, “Semua Yahudi harus dihukum mati!”

Baca Juga : Sepasang Boxer Adolf Hitler akan Dilelang, Kelompok Neo-Nazi dan Supremasi Kulit Putih Tak Boleh Ikut!

Sementara pasangannya, dalam sebuah percakapan terpisah pernah bilang, “Semua non-kulit putih tidak bisa ditoleransi.”

Dalam penyelidikan setelah pasangan itu ditetapkan, polisi menemukan dua bantal kecil bergambar swastika.

Mereka juga menemukan kartu ucapan dengan angka-angka KKK dan tulisan: “Semoga semua Natal-mu putih”.

Sejatinya petugas anti-terorisme Prevent pernah mengunjungi rumah pasangan tersebut pada Oktober tahun lalu. Mereka curiga jika Patatas adalah bagian dari organisasi sayap kanan ekstrem.

Seiring dengan larangan National Action, penuntut umum menuduh kelompok tersebut mencoba mengganti dengan “baju baru” untuk menghindari hukum.

Dan penuntut akhirnya menemukan ketiga tersangka itu adalah bagian dari “baju baru” yang bernama TripleK Mafia itu.

Menurut pengadilan, organisasi memang beda, tapi orang-orangnya tetap sama.

“Pengadilan bilang bahwa semua terdakwa dalam kasus ini adalah bagian dari mereka yang mengaku bersalah atau yang telah dihukum, orang-orang National Action juga,” ujar Jameson.

Menurutnya, mereka adalah sosok yang fanatik terhadap Nazi, punya motivasi tinggi, enerjik, dan sangat loyal.

Baca Juga : ‘Tidur dengan Musuh’: Ketika Wanita-wanita Prancis yang Dijajah Jerman Jatuh ke Pelukan Tentara Nazi

Dan yang paling penting, “Mereka juga punya minat yang sama dalam hal pembersihan etnis, dengan kekerasan jika perlu, dan semua bukti ada,” tambah Jameson.

Seperti yang disebut di awal, kelompok ekstrem-kanan seperti National Action adalah neo-Nazi atau supremasi kulit putih baru.

“Mereka menolak demokrasi. Musuhnya adalah etnis minoritas, ‘pengkhianat ras’, komunitas LGBT, dan komunitas Yahudi,” tutup Jameson.

Artikel Terkait