Penulis
Intisari-Online.com -Salah satu indikasi bahwa sebuah negara punya kekuatan militer yang kuat bisa dilihat dari kecanggihan atau kelengkapan alutsistanya.
Bagaimana dengan Indonesia?
Menurut beberapa kalangan, Indonesia juga punya beberapa alutsista yang tak kalah dibanding negara lain.
Daya gedornya pun jangan diragukan lagi.
Melalui alutsista tersebut, TNI mempunyai tugas untuk melindungi dan mengamankan kedaulatan negara dari musuh. Salah satunya adalah tank.
Berikut sejumlah tank yang dimiliki Indonesia:
1. Tank Marder
Kendaraan ini merupakan jenis tempur infanteri buatan Jerman yang mulai diproduksi sejak 1970-an sampai sekarang.
Sebagai perancangnya adalah Rheinmetall AG yang merupakan perusahaan otomotif beserta industri pertahanan dari Jerman.
Tank ini dikenal sebagai infantry fighting vehicle (IFV) yang memiliki kemampuan tak terbatas.
Kapasitasnya adalah tiga awak dengan tujuh personel. Tank memiliki berat antara 28-37 ton (tergantung jenis) dengan panjang 6,79 meter dan lebar 3,24 meter.
Sedangkan tingginya 2,98 meter yang mampu digunakan oleh beberapa awak di dalamnya.
Senjata utamanya adalah meriam otomatis 20 mm. Kanon yang dipakai adalah dari jenis otomatis, artinya peluru tidak perlu di-reload (diisi) satu persatu.
Peluru yang digunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional, penembus baja serta high explosive (HE) atau amunisi berdaya ledak tinggi.
Senapan mesin 7,62 mm MG3 sebagai senjata pelengkap serta dilengkapi dengan tujuh pelontar granat kaliber 76 mm untuk melontarkan granat asap.
Untuk daya jelajahnya, tank Marder mampu berjalan 520 kilometer dengan kecepatan maksimum 75 kilometer per jam didukung mesin diesel MTU MB 833 Ea-500.
Arisgator adalah modifikasi yang ditawarkan sebuah perusahaan Italia bernama ARIS (Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali).
Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan.
Dengan demikian, ini dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air.
Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet.
Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator.
Dilansir dari tniad.mil.id, knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap.
Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut.
Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0.
Arisgator bisa mengangkut 8 orang dengan kecepatan jelajah air 6,2 kilometer per jam. Memiliki panjang 7,2 meter dan lebarnya 2,9 meter.
Untuk penggunaan di darat, Arisgator mampu dipacu hingga 60km/h dan menempuh jarak > 500 km.
TNI AD telah mengakuisisi M113 Arisgator untuk melengkapi satuan Infateri Mekanis.
Tank jenis ini memiliki komputerisasi balistik yang dengan sistem digital.
Semula tank ini dilengkapi senapan tipe AK-47. Namun, di Indonesia telah disesuaikan dengan senapan serbu tipe SS-1 Pindad.
Semua diubah agar sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Tameng tombak (anti-surge vane) memiliki ketebalan 10 mm dan sistem pemanas ruangan disesuaikan dengan iklim Indonesia.
BMP-3F mampu beroperasi di laut selama tujuh jam dengan dilengkapi snorkel untuk menunjang amfibinya.
Sisi meriam, dilengkapi kaliber 100 mm, dimana meriam ini dirancang untuk menembakkan peluru/roket non-kendali (shell).
Meriam tersebut bisa menembak 250 meter per detik.
Terdapat juga peluncur roket berkaliber 7,62 mm. Tank BMP 3F memiliki bobot 18,7 ton, panjang delapan meter, lebar 3,5 meter dan tingginya 2,5 meter.
Kapasitasnya adalah tiga awak dengan tujuh personel.
Awalnya digunakan dalam kedinasan tentara Jerman. Namun dalam perkembanganya, tank ini dikomersialkan dan dijual ke beberapa negara.
Indonesia menggunakan tank jenis ini pada 2011 yang menggunakan beberapa tipe.
Salah satunya adalah mode Revolution. Tank ini memiliki berat sekitar 60 ton dengan panjang 9,9 meter serta lebarnya 3,75 meter.
Leopard memiliki tinggi 3 meter dan bisa digunakan untuk empat awak.
Senjata utama dari tank ini adalah meriam Rheinmetall kaliber 120 mm L44 atau L55; berisi 42 peluru dan senjata pelengkapnya 2 x 7.62 mm MG3A1 berisi 4,750 peluru, atau FN MAG.
Tank Leopard jika melintas di jalan raya lebih ringan ketimbang truk tronton.
Dari penelitian tim Institut Teknologi Bandung, yang dikutip Valian, berat Leopard di jalan raya berkisar 8.908,0 newton per meter persegi.
Adapun berat truk tronton di jalan raya mencapai lima kali lipatnya, yakni 44.285,71 newton per meter persegi.
Tank ini mempunyai daya jelajah 550 kilometer dengan kecepatan maksimal 72 kilometer per jam
Setelah saat itu, tank jenis ini mulai dikomersialkan ke berbagai negara. Tank ini dikendalikan oleh tiga awak.
Panjangnya 4,9 meter dan lebarnya 2,2 meter. Tingginya 2,1 meter dan beratnya 8 ton.
Scorpion dilindungi oleh ketebalan bajanya 12,7 mm dengan senjata utama meriam 76 mm L23A1.
Menggunakan mesin diesel Cummins BTA 5.9 memiliki kecepatan maksimal 80 kilometer per jam dengan daya jelajah 644 kilometer. (Aswab Nanda Pratama/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini 5 Tank Andalan TNI..."