Penulis
Intisari-online.com - Teknologi baru di mana serangga digunakan untuk memodifikasi tanaman secara genetika, kemungkinan besar malah akan diubah menjadi bioweapon.
Tuduhan tersebut dilemparkan langsung oleh laporan Forum Kebijakan Sains yang menyebut senjata tersebut mungkin ilegal dan mematikan.
Menurut laporan yang dilansir dari Gizmodo, program penelitian tersebut sedang berlangsung dan didanai oleh Defense Agency AS Advanced Research Project (DARPA).
Penelitian ini dijuluki 'sekutu serangga' yang idenya untuk menciptakan lebih banyak tanaman yang mampu menghadapi perubahan iklim, kekeringan, es, bajir dan salinitas.
Baca Juga : Tidak Ada Istilah 'Bencana Alam' kalau Tidak Ada Manusia, Ini Penjelasannya
Nantinya petani bisa mengirimkan armada serangga ke tanaman mereka di mana serangga tersebut sudah dimodifikasi secara genetis, dan akan menginfeksi tanaman.
Kedengarannya mungkin canggih, namun sedikit menakutkan, pasalnya DARPA selain membantu petani ia juga bekerja dalam pembuatan senjata potensial.
Meski demikian DARPA membatah tuduhan tersebut, dan menyebut kabar tersebut tidak akurat.
Menurutnya teknologi ini nantinya akan menjadi inti, penelitian dan bisa menjadi cara baru untuk memodifikasi tanaman secara genetika.
Prosesnya dikenal sebagai perubahan genetika horizontal, karena itu teknologi ini di beri nama, Agen Perubahan Genetika Lingkungan Horizontal, atau HEGAAs.
Agar HEGAAs dapat berfungsi, modifikasi genetika yang dikembangkan oleh laboratorium harus di masukan ke dalam kromsom organisme target.
Pada saat itulah, serangga akan dimodifikasi, sistem ini nantinya akan memanfaatkan beberapa serangga seperti wereng, lalat putih, dan kutu daun.
Namun teknologi ini sangat mencurigakan, pasalnya serangga ini nantinya bisa dikendalikan, sedangkan HEGAAs akan lebih bijaksana di kembangkan dalam bentuk sempotan.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Untuk itulah kecuriagaan atas tuduhan kepada DARPA sebagai langkah pertahanan terhadap ancama muncul.
Menurut laporan, senjata HEEGAAs ditafsirkan untuk tujuan ofensif, seperti terlibat dalam perang biologis.
Para penulis berpendapat pengenalan teknologi ini, akan menandakan munculnya kelas baru senjata biologi, serangga yang dikirim yang mungkin dapat digunakan untuk memperkenalkan berbagai karakteristik yang merusak melalui virus.
Para penulis lebih lanjut memperingatkan bahwa teknologi ini dapat memotivasi negara pesaing untuk mengembangkan program serupa.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Menanggapi hal itu DARPA menyangkalnya, dan menolak kseimpulan dari Piece Forum Kebijakan, yang mengatakan "menyesatkan dan dibumbui dengan ketidakakuratan."
Blanxe Bextine, Manajer Program DARPA juga menambahkan sekutu serangga menolak banyak klaim yang dibuat dalam laporan tersebut.
"DARPA tidak memproduksi senjata biologi, dan kami menolak skenario hipotetis,” kata Bextine kepada Gizmodo.
"Kami menerima dan setuju dengan kekhawatiran tentang potensi penggunaan teknologi ganda, masalah yang muncul dengan hampir setiap teknologi baru yang kuat." katanya
"Keprihatinan itu adalah persis mengapa kami menyusun program Serangga Sekutu seperti yang kami lakukan, sebagai upaya penelitian fundamental yang transparan dan dipimpin oleh universitas yang bermanfaat dari partisipasi aktif dari regulator dan ahli etika dan komunikasi proaktif kepada pembuat kebijakan." tutupnya.