Penulis
Intisari-Online.com - Gempa dan tsunami di Palu dan Donggala pada Jumat (28/9/2018) sore telah memakan ribuan korban jiwa.
Berdasarkan laporan BNPB, korban jiwa hingga hari Rabu (3/10/2018) siang sudah mencapai 1.407 orang.
Suasana di Palu dan Donggala masih mencekam hingga saat ini dan diperkirakan masih ada ribuan lain yang tertimbun.
Warga yang selamat berjibaku untuk mencari keluarga mereka di antara reruntuhan bangunan dan tanah yang amblas ke bawah di sekitar wilayah terdampak gempa.
Baca Juga : Cerita Heroik Fahmi, Selamatkan Istrinya yang Hamil Tua Saat Gempa dan Tsunami Melanda Palu
Salah satunya adalah Martinus Hamaele.
Seperti yang diceritakan oleh jurnali Guardian, Kate Lamb melalui akun Twitternya @_katelamb, Martinus tengah mencari anak perempuannya yang bernama Mauren.
Mauren sehari-hari bekerja di hotel Mercure yang terletak dekat dengan bibir pantai.
Baca Juga : Rawan Gempa, Ini 3 Struktur yang Wajib Digunakan Untuk Bangun Gedung dan Rumah di Jepang
Saat gempa dan tsunami menyerang, Mauren sedang bertugas di Mercure dan hotel itu saat ini telah runtuh dan hancur.
Hati ayah mana yang bisa tenang jika memikirkan sang anak yang mungkin masih berada di antara reruntuhan bangunan dan dalam keadaan yang tidak pasti, masih hidup atau telah meninggal.
Martinus seorang diri mendatangi reruntuhan Hotel Mercure dan mencari Mauren.
Ia meneriakkan nama Mauren, memungut puing reruntuhan sedikit demi sedikit hingga masuk ke celah-celah bangunan itu.
Berhari-hari sudah Martinus mencoba menemukan sang anak tercinta.
Namun hasilnya nihil. Mauren tidak menjawab panggilan ayahnya, tidak pula ditemukan.
Setiap kali Martinus berteriak memanggil Mauren, rupanya Martinus malah menemukan beberapa orang lain yang menjawab teriakannya.
Mereka terjepit di antara reruntuhan bangunan dan memohon pertolongan dari Martinus.
"Jangan teriak-teriak. Nanti tenagamu habis. Cari sesuatu untuk memukul tembok di sebelahmu dan aku akan mencari sumber suara itu," kata Martinus pada mereka.
Berkat kegigihan Martinus dan panggilan hatinya untuk menolong orang, ada 7 nyawa yang berhasil ia selamatkan.
7 orang itu bisa keluar dari reruntuhan dalam keadaan selamat.
Meski begitu, Martinus tetap tidak melihat Mauren.
Martinus sudah berhari-hari menunggu tim penyelamat untuk meminta bantuan.
Hari ini (Rabu, 3 Oktober 2018) adalah hari terakhir penantiannya.
Setelah hari ini, jika Mauren tak kunjung ditemukan, putrinya itu akan masuk ke dalam daftar korban meninggal dunia.
Tak ada harapan bagi Martinus untuk bertemu lagi dengan sang putri.
Tapi Martinus pun layak disebut pahlawan hari ini atas kerja kerasnya menyelamatkan 7 korban gempa di reruntuhan hotel Mercure.
Baca Juga : Gunung Soputan Meletus, BNPB Larang Warga Beraktivitas dalam Radius 4 Km