Penulis
Intisari-Online.com -Kabar tentang kanker paru stadium 4B yang diderita olehHumas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menjadi kisah lain dari bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Melalui akun Twitter @Sutopo_PN yang juga sering dijadikan media oleh Sutopo untuk memberikan informasi terkait bencana, Sutopo mengaku dirinya mengidap kanker paru stadium 4B.
Penyakit yang diderita oleh Sutopo ini sering dianggap sebagai salah satu momok mengerikan karena hanya 15 persen dari pendertianya yang mampu bertahan hidup hingga lima tahun sejak terdeteksi.
Baca Juga : Lubang Besar Terlihat Menelan Daratan di Pantai Queensland, Apa yang Terjadi?
Salah satu penyebabnya adalah sulitnya mendeteksi kanker paru-paru sedini mungkin.
Para pasien biasanya baru diketahui mengidap kanker paru setelah memasuki stadium awal.
Yang bisa kita lakukan, menurutNiken Wastu Palupi hanyalah mengendalikan faktor risikonya melalui strategi CERDIK.
Apa itu?Artikel "Mengenal CERDIK, Usaha Dini Cegah Kanker Paru-paru" berikut ini akan menjelaskannya.
Baca Juga : Deretan Foto Warga yang Menjarah Mall dan Toko Setelah Gempa dan Tsunami di Palu
Kampenye CERDIk disampaikan Niken dalam acara Media Health Forum yang berlangsung di Resto Bebek Bengil, Jakarta pada Selasa, (2/2/2018).
Pengendalian kanker merupakan upaya preventif. Diharapkan dengan langkah pencegahan ini, angka kematian yang diakibatkan kanker paru bisa ditekan jumlahnya.
Niken meminta masyarakat mempraktikkan kampanye cegah kanker paru yang digalakkan pemerintah, yakni CERDIK.
Melalui CERDIK, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.
Baca Juga : Inilah 3 Ibu Kota Negara yang 'Berbahaya' untuk Ditinggali, Salah Satunya di Timur Indonesia
Tak hanya itu, masyarakat dapat mengambil langkah berikut untuk mengurangi risiko terkena kanker paru.
Para perokok aktif harus mulai meninggalkan kebiasaan mereka. Dengan kandungan 69 racun dari 7.000 zat kimia yang ada, rokok berbahaya bagi tubuh dan kesehatan paru-paru. “Bagi perokok pasif, lebih baik jaga jarak dari perokok aktif," katanya.
Lalu, Anda yang tergolong kelompok berisiko kanker paru, seperti individu dengan riwayat kanker di keluarga atau pengidap TB- Paru, wajib secara rutin memeriksakan diri ke dokter paru. Ada baiknya juga untuk melakukan foto toraks minimal satu tahun sekali .
“TB-paru berisiko kanker paru. Infeksi yang menyerang bisa membuat paru-paru mengalami inflamasi atau peradangan,” ujar Niken.
Jika kelompok berisiko tersebut diketahui menunjukkan gejala kanker paru, pihak dokter akan memberi pengobatan adekuat. Satu bulan berselang, dokter akan mengamati perubahannya.