Saking Besarnya, Dampak Letusan Bom di Perang Dunia II Capai Lapisan Paling Luar Atmosfer Bumi

Aulia Dian Permata

Penulis

Menurut sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan, para peneliti menemukan Perang Dunia II meninggalkan dampak yang sangat besar.

Intisari-Online.com – Perang Dunia II sudah selesai bertahun-tahun yang lalu. Tepatnya 73 tahun yang lalu.

Namun ternyata dampaknya bisa kita rasakan hingga ini.

Menurut sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan, para peneliti menemukan Perang Dunia II meninggalkan dampak yang sangat besar.

Apa itu?

Baca Juga : Gegara Pasang Mahar Terlalu Besar, Wanita Ini Jadi Tamu di Pernikahan Kekasihnya

Dilansir dari CNN pada Rabu (26/9/2018), para peneliti menemukan bahwa gelombang kejut telah mencapai lapisan atmosfer paling luar yang disebut ionosfer.

Dalam fisika, gelombang kejut (juga disebut shockwave), atau guncangan, adalah jenis gangguan propagasi.

Ia disebut gelombang kejut ketika gelombang bergerak lebih cepat daripada kecepatan suara lokal dalam cairan.

Seperti gelombang biasa, gelombang kejut membawa energi dan dapat menyebar melalui medium.

Namun, ia dicirikan oleh perubahan tekanan, suhu, dan kepadatan medium yang mendadak dan hampir tidak terus menerus.

Para peneliti menemukan fakta ini ketika mereka menganalisis catatan harian dari Stasiun Penelitian Radio di Ditton Park dekat Slough, Inggris.

Di sana, pengukuran rutin ionosfer diambil dari 1933 hingga 1996 dan disebut sebagai "rangkaian pengukuran ionosfir terpanjang di dunia,” menurut penelitian yang diterbitkan Selasa (25/9/2018) dalam jurnal Annales Geophysicae.

Melihat ada catatan tersebut, para peneliti pun memutuskan untuk fokus pada serangan bom besar di kota-kota Jerman oleh pasukan Sekutu dan Angkatan Udara Kerajaan antara 1943 dan 1945, lalu melihat pengaruhnya pada ionosfer.

Baca Juga : Orang yang Berkunjung ke Kuburan Terkejut Melihat Batu Nisan Berbentuk iPhone

Hasilnya mereka melihat serangan bom Sekutu di kota-kota di Jerman lebih intens, lebih pendek, dan terjadi pada siang hari.

Para peneliti membandingkan data ionosfer dari Stasiun Penelitian Radio dengan informasi mengenai 152 serangan udara Sekutu besar.

Di ionosfer, ternyata radiasi matahari bertabrakan dengan gas yang memecah menjadi elektron dan ion.

Lalu para peneliti menyadari bahwa gelombang kejut yang dihasilkan oleh bom yang mempengaruhi permukaan Bumi. Sebab ia mampu mencapai ionosfer yang letaknya 621 mil dari permukaan Bumi.

Bom tersebut juga memanaskan atmosfer bagian atas tersebut dan melemahkannya, serta menurunkan jumlah elektron di ionosfer.

Seperti yang kita tahu, ionosfer dipengaruhi oleh aktivitas matahari yang berasal dari luar angkasa. Namun hal-hal seperti badai dan peristiwa alam lainnya di Bumi dapat berdampak juga.

Hanya saja, ionosfer selalu berubah. Itulah sebabnya sangat sulit mempelajarinya dan sulit untuk mengatakan efek apa yang mungkin terjadi pada manusia atau Bumi.

“Kami tidak pernah menyadari dampak bom-bom tersebut pada atmosfer Bumi,” ucap Chris Scott, penulis studi.

“Padahal lapisan atmosfer sangat berperan penting untuk Bumi dan umat manusia.”

“Sebagai contoh, lapisan-lapisan atmosfer, dari yang paling jauh hingga yang paling dekat dengan langit Bumi, bisa menahan panasnya sinar matahari dan menghancurkan meteor sebelum jatuh di permukaan Bumi.”

“Jika mereka melemah, entah apa yang terjadi dengan manusia dan Bumi.”

Dengan laporan para peneliti ini, NASA dilaporkan siap melakukan penelitian tentan ionosfer dan lapisan atmosfer lainnya.

Baca Juga : Google Ulang Tahun ke-20: Ini Perbedaan Kantor Google 20 Tahun yang Lalu dan Sekarang

Artikel Terkait